Namanya Desi Larasati (23), warga Desa Penusupan RT 05 RW 07 Kecamatan Pangkah. Wanita cantik ini berprofesi sebagai sopir dump truk pengangkut tanah uruk.
Sejak duduk di bangku kelas 2 SMA, dirinya sudah menjadi sopir dump truk pengangkut tanah uruk dan pasir. Sekarang, dirinya sudah berkeluarga, memiliki suami dan seorang anak.
Bersama keluarga kecilnya itu tinggal di RT 05 RW 07 Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Kendati sudah berkeluarga, tetapi dirinya tetap menjadi sopir dump truk.
Selama menjadi sopir, dia mengaku kerap digoda lelaki. Namun dirinya selalu mengabaikan atau menepis dengan cara yang halus. Sehingga para lelaki itu justru menghargainya.
"Mayoritas teman-teman saya laki-laki. Mereka juga sudah dewasa. Mereka baik semua dengan saya. Dan suami saya juga tidak cemburu, karena suami saya menyadari dengan profesi saya ini," kata Desi Larasati, Senin (8/2).
Selain digoda lelaki, tambah Desi Larasati, juga pernah ditodong menggunakan celurit oleh anak-anak punk. Kala itu, dirinya sedang berhenti di lampu merah setelah mengantar pasir di wilayah Pantura Kabupaten Tegal.
Tanpa disadari, ternyata lehernya sudah ditodong senjata tajam oleh seorang pria berusia belasan tahun. Dirinya terkejut dan langsung menanyakan keinginan mereka.
"Ternyata cuma meminta rokok. Setelah saya kasih, dia langsung pergi," tambahnya.
Di tengah jalan, lanjut Desi Larasati, dirinya juga kerap mengalami ban bocor di tengah jalan. Dirinya pun harus menggantinya meski mengalami kesulitan.
"Biasanya kalau ban bocor, dirinya minta tolong sama teman-teman seprofesi yang sedang melintas," ceritanya.
Tanah uruk galian C itu dibelinya di wilayah Kecamatan Kedungbanteng dan Pangkah. Sedangkan konsumennya, mulai dari Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Brebes hingga Pemalang.
Setiap hari, dirinya mampu beroperasi 2 sampai 3 kali rit atau pulang pergi (PP). Namun, jika antrean truk di kawasan quarry padat, hanya mampu beroperasi 1 rit. Tidak jarang, dirinya juga membawa anaknya yang masih berusia 4 tahun untuk menemaninya menyopir.
Penghasilan setiap hari selama menjadi sopir dump truk, memang tidak banyak. Namun, dirinya dan suami rajin menabung. Sehingga sekarang sudah memiliki tiga unit kendaraan dump truk.
Dua di antaranya sudah lunas dan satu unit masih kredit. Sisa kredit sekitar 2 bulan ke depan.
Selain sopir dump truk, juga seorang pesinden. Menjadi pesinden, dilakoninya sejak masih duduk di bangku SMA. Kala itu, dirinya mengiringi musik gamelan pagelaran wayang dengan dalang Ki Enthus Susmono.