Foto-foto air banjir berwarna merah di Pekalongan, Jawa Tengah mendominasi unggahan media sosial (medsos) hari ini. Banyak yang mengira air warna merah yang menggenangi Kelurahan Jenggot Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan, Sabtu (6/2) kemarin.
Air berwarna merah darah itu tampak jelas dilihat di Jalan Pelita 3 dan Jalan KH Akrom Khasani (Gang Ponpes Syafi’i Akrom). Tetapi warna merah itu bukan berasal dari darah, seperti anggapan orang sebelumnya.
Warga yang juga menjadi korban banjir di sana mengatakan, bahwa warna merah itu akibat pewarna yang kerap digunakan untuk membuat batik.
"Biasanya tidak pernah terjadi air banjir warnanya merah. Kayaknya ini karena obat batik yang jatuh ke air banjir," kata salah seorang warga di sana.
Saat berita ini ditulis, Kota Pekalongan memang tengah dilanda banjir. Ada sekitar 20 wilayah kelurahan yang saat ini terendam banjir.
Peristiwa 'banjir air merah' ini pun mewarnai sejumlah media asing. Reuters menulis dengan judul, "Desa Di Indonesia Berubah Menjadi Merah Saat Banjir Melanda Pusat Pembuatan Batik".
Begitu juga dengan Arab News yang menulis dengan judul, "Indonesia Dilanda Sungai Merah Darah Saat Banjir Melanda Pabrik Batik". Hal yang sama dilaporkan oleh media Strait Times dan Channel News Asia.
Pekalongan memang terkenal dengan batiknya. Identitas sebagai kota batik sangat terasa di mana butik dan toko batik berjajar di sepanjang jalan. Bahkan, rumah hunian telah berubah fungsi menjadi rumah batik yang kemudian menjadi sebuah kampung batik.
"Saya sangat takut jika foto ini sampai ke tangan penyebar hoax,” kata seorang pengguna Twitter. (rmol/zul)