Soal jateng di Rumah Saja, Ketua DPRD Kota Magelang: SE Gubernur Itu Tidak Wajib Harus Diterbitkan SE Turunann

Jumat 05-02-2021,09:00 WIB

Gerakan Jateng di Rumah Saja dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat kecuali unsur yang terkait dengan sektor esensial seperti kesehatan, kebencanaan, keamanan, energi, komunikasi dan teknologi informasi keuangan, perbankan, logistik, dan kebutuhan pokok masyarakat.

Kemudian perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional. Gerakan yang dimaksud dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kearifan lokal di wilayah masing-masing.

Termasuk di antaranya, penutupan Car Free Day, penutupan jalan, penutupan toko/mall, penutupan pasar, penutupan destinasi wisata dan pusat rekreasi, pembatasan hajatan dan pernikahan (tanpa mengundang tamu), serta kegiatan lain yang memunculkan potensi kerumunan.

Kendati demikian, kata Sigit, dalam menerima instruksi Gubernur tidak serta merta saklek atau sama seperti yang diinstruksikan. Seperti pasar dan tempat wisata harus tutup total selama dua hari tersebut, mengingat kondisi tiap daerah berbeda.

”Kita kalau menerima instruksi begitu tidak leterlek, tapi kita kaji dan kita sesuaikan sesuai kebutuhan. Apalagi, saat ini penyebaran Covid-19 di Kota Magelang terus menunjukkan tren penurunan. Dari zona oranye, bahkan sudah mendekati zona kuning, kita harap ke depan semakin turun,” ucapnya.

Menurut Sigit, PPKM yang diberlakukan selama tiga pekan di Kota Sejuta Bunga ini telah menunjukkan hasil yang positif. Oleh karena itu, dirinya ingin tetap menggerakkan sektor perekonomian dan memperhatikan kebutuhan pokok masyarakat.

Berdasarkan laman https://covid19.magelangkota.go.id/ per tanggal 4 Februari 2021, pasien status konfirmasi positif Covid-19 di Kota Magelang bertambah 9 orang, sehingga totalnya menjadi 1.804 kasus sejak pertama kali ditemukan pada Maret 2020 lalu.

Dari jumlah itu, tercatat 1.566 orang di antaranya dinyatakan sembuh. Sedangkan pasien yang masih menjalani perawatan sejumlah 32 orang, diisolasi 124 orang, isolasi di rumah 106 orang, isolasi di hotel 18 orang, dan meninggal dunia sebanyak 82 kasus.

Sejak PPKM, jumlah pasien yang sembuh melesat menjadi 87 persen. Padahal sebelum PPKM, angka kesembuhan termasuk rendah di bawah rata-rata nasional di kisaran 78-79 persen. Sementara angka kematian masih di atas angka nasional sekitar 4,5 persen. (wid/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait