Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Hari ini, Senin (11/1), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengumpulkan total 40 kantong jenazah pada hari ketiga operasi penyelamatan dan pertolongan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 tersebut.
“Yang tadinya 18 kantong jenazah yang sudah kita temukan, hari ini bertambah 22. Jadi total kita sudah kumpulkan 40 kantong jenazah,” ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito di dermaga JICT II Tanjung Priok, Jakarta, Senin (11/1), dikutip dari Antara.
Bagus mengatakan operasi SAR (search and rescue) pada hari ketiga difokuskan pada evakuasi para korban kecelakaan pesawat tersebut.
“Adapun tambahan material berupa dua kantong dan saat ini operasi SAR masih berlangsung di area,” kata dia.
Bagus meminta dukungan dan doa dari masyarakat Indonesia agar proses evakuasi para korban berjalan lancar dan terkendali.
Diketahui, pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (jpg/fajar/ima)