Tri Rismaharini setidaknya dianggap melanggar dua undang-undang karena rangkap jabatan sebagai wali kota Surabaya dan menteri sosial (mensos).
Dia bisa diberhentikan secara tidak hormat bila tetap mempertahankan posisinya sebagai wali kota Surabaya. Sebab rangkap jabatan sama saja melanggar sumpah jabatan.
Hal ini seperti dikatakan Pakar Hukum Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar, Kamis (24/12).
"Risma tidak bisa merangkap dua jabatan hanya dengan izin Jokowi. Sebab ada UU yang secara tegas mengaturnya. Izin presiden itu berarti presiden melanggar UU. Izin presiden tidak ada dalam aturan main pemerintahan," ujar Abdul Fickar dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Fickar pun membeberkan UU yang dilanggar oleh Risma. Yaitu Pasal 76 Ayat 1 huruf h UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah yang melarang kepala daerah menjabat sebagai pejabat negara lainnya.
Dalam Pasal 78 Ayat 2 huruf g, kata Fickar, kepala daerah diberhentikan dari jabatannya jika diberi tugas dalam jabatan tertentu oleh presiden yang dilarang untuk dirangkap oleh ketentuan perundang-undangan.
"Kepala daerah yang langgar sumpah jabatan sama dengan tidak melaksanakan kewajibannya, karena itu bisa diberhentikan dengan tidak hormat," jelas Fickar.
Aturan lain yang dilanggar Risma adalah Pasal 23 huruf a UU 39/2008 tentang Kementerian Negara yang menegaskan bahwa menteri dilarang merangkap jabatan sebagai pejabat negara lain.
"Kemudian Pasal 24 Ayat 2 huruf d-nya menyebut menteri diberhentikan jabatannya oleh presiden karena melanggar ketentuan larangan rangkap jabatan," kata Fickar.
Aturan larangan jabatan tersebut dibuat agar pejabat negara fokus bekerja memberikan yang terbaik untuk rakyat. Sebab gaji pejabat berasal dari uang rakyat.
"Fokus bekerja maksudnya jangan sampai menelantarkan masyarakat yang dipimpinnya," pungkas Fickar. (rmol.id/ima)