Ribuan massa yang melakukan aksi mendesak Presiden Joko Widodo membebaskan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) di sekitaran Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jl Merdeka Barat dibubarkan aparat kepolisian.
Aksi tersebut mendapat sorotan dari pegiat media sosial, Denny Siregar. Menurutnya, mereka yang turun melakukan aksi demo hari ini sedang mencoba membangun opini telah terjadi pelanggaran HAM atas kasus penembakan 6 laskar FPI beberapa waktu lalu.
“Yang demo adalah ormas-ormas radikal.. Mereka ingin membangun opini kalau aparat melanggar HAM dengan menembak mati 6 laskar FPI,” kata Denny di akun Twitter miliknya, Jumat (18/12).
Lebih jauh, Denny menjelaskan pola pergerakan mereka mirip dengan apa yang dilakukan teroris di Timur Tengah.
“”Playing victim” adalah pola-pola standar teroris yang dibentuk sejak arab spring. Hancurnya banyak negara Arab karena banyak orang awam yang terikut narasi mereka..,” jelasnya.
Di unggahan lainnya, Denny juga mengomentari soal temuan beberapa nak-anak yang diduga bakal diikutkan dalam aksi 1812 di sekitar Istana Negara.
“Anak-anak selalu mereka jadikan tameng dan media propaganda.. Ketika ada kerusuhan dan ada anak-anak jadi korban, maka mereka akan besarkan apinya. Foto korban anak-anak akan mereka sebarkan supaya bisa menggulung simpati orang awam. Pola kalian udah ketahuan, gitu-gitu aja sebenarnya," tulisnya.
Dikutip dari pojoksatu.id di lapangan Jumat (18/12) siang, massa yang tergabung dari sejumlah ormas pendukung HRS itu tiba di lokasi aksi sekitar pukul 13.25.
Berselang beberapa menit, pihak kepolisian langsung mengambil tindakan membubarkan massa.(msn-pojoksatu/fajar/ima)