Masa skorsing Andrea Iannone di ajang MotoGP diperpanjang menjadi 4 tahun. Itu artinya, hukuman yang dijatuhkan Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), secara otomatis mematikan karir balap rider yang sudah memasuki usia 31 tahun tersebut. Iannone dinyatakan terbukti bersalah dalam penggunaan doping.
Terkait skorsing Iannone, pebalap Pramac Ducati Danilo Petrucci angkat bicara. Menurut dia, dengan tanpa keberadaan rider asal Italia yang tergabung dalam Aprillia Racing Team Greasini itu, MotoGP sebenarnya kehilangan.
Tidak hanya fansnya, menurut Petrucci, namun juga para rider, akan merasa kehilangan sosok yang penuh talenta tersebut.
“Saya merasa kasihan pada Iannone. Pertama-tama, menunggu hasil putusan itu satu tahun lamanya, tidak ada bedanya dengan kabar buruk. Namun sangat disayangkan sekali baginya, (untuk tidak bisa lagi tampil di MotoGP). Mengapa, karena ia adalah salah satu talenta hebat yang pernah saya temui di arena balap,” kata Petrucci seperti dikutip FIN dari Crash, Rabu (2/12).
Seperti diketahui, Iannone pindah ke tim resmi Ducati, dan mempersembahkan kemenangan pertama bagi pabrikan Italia itu. Ducati terakhir kali mencicipi manisnya kemenangan, saat masih bersama rider Australia Casey Stoner, yang kemudian memutuskan pensiun dini, untuk alasan kesehatan.
Iannone kemudian menggantikan Cal Crutchlow yang tenaganya tidak lagi dibutuhkan. Tidak hanya Petrucci, pebalap Inggris Cal Crutchlow juga merasakan hal yang sama.
Menurut rider yang belum lama ini pensiun dari MotoGP, dan beralih menjadi test rider Yamaha itu, Iannone merupakan sosok rider yang unik dan tiada bandingannya.
“Saya pernah bersamanya di Ducati. Bicara Andrea (Iannone) maka kita bicara soal gayanya menunggangi motor balapnya. Ia melakukannya dengan lembut, dan sejujurnya, tidak ada rider manapun yang mampu menyamai cara ia mengendalikan motornya,” kata Crutchlow memuji sang eks rekan.
“Memang (kalau membandingkannya dengan) Marc Marquez itu jauh. Marquez punya gaya yang jauh berbeda dengannya, dan unik dengan caranya sendiri, Namun kalau bicara bagaimana seorang rider memacu kendaraannya, dan cara ia melewati rider lain (teknik menggunakan gas dan rem miliknya) itu luar biasa hebat. Jadi, sayang sekali jika ia tidak lagi bisa balapan,” katanya menyayangkan.
Terkait putusan menyakitkan tersebut, pihak Aprllia mengaku tidak dapat berbuat banyak untuk menyelamatkan karir sang rider. Kendati demikian, sebagai bentuk dukungan penuhnya terhadap rider bernomor balap 29 itu.
Pabrikan asal Italia itu menolak untuk menerima hasil dari putusan yang mematikan karir salah satu ridernya tersebut. (ruf/gw/zul/fin)