Sementara itu, setelah diterjang banjir bandang pada Selasa sore (1/12) lalu, jembatan penghubung Desa Bangbayang, Kecamatan Bantarkawung dan Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu terputus.
Padahal, jembatan yang berada di Desa Bangbayang itu baru selesai dibangun tahun 2020. Akibatnya, akses dari Bangbayang menuju Kalinusu maupun sebaliknya terganggu.
Rusaknya jembatan penguhubung dua desa di dua kecamatan berbeda tersebut dibenarkan Kepala Desa Bangbayang Faizin. Menurut dia, jembatan di wilayah hulu Sungai Pemali itu tidak kuat menahan derasnya banjir bandang.
Terlebih, jembatan sepanjang 80 meter dan lebar 2 meter tersebut menjadi akses utama masyarakat setempat untuk beraktivitas.
”Kejadiannya (jembatan putus-red) Selasa malam pukul 19.00 WIB. Rusaknya jembatan karena diterjang banjir bandang. Karena sungainya meluap hingga menutup jembatan,” terangnya.
Putusnya jembatan, lanjut Faizin, diduga akibat konstruksi jembatan yang terlalu panjang. Apalagi, derasnya arus banjir bandang terjadi cukup lama hingga menerjang bentangan badan jembatan. Dengan demikian jembatan rawan roboh.
Menurut dia, selama ini aktivitas warga Bangbayang ke Kalinusu dan sebaliknya mengandalkan jembatan tersebut. ”Karena jembatannya sudah rusak dan terputus, akhirnya mau tidak mau warga harus mengambil jalur lain. Walaupun jaraknya cukup jauh,” jelasnya.
Selain itu, terjadinya banjir bandang di wilayah tersebut dipicu meluapnya tiga sungai. Yakni, Sungai Pemali, Ciomas dan Ciraja setelah diguyur hujan deras. (pri/syf/fat/zul)