Mercedes telah berhasil menyempurnakan konsep mobil F1 miliknya. Mobil W11 dengan konsep long-wheelbase milik pabrikan asal Jerman itu, kini mampu berlari sempurna di tikungan low-speed sirkuit.
Pada ajang Formula 1 (F1), Mercedes memakai desain mobil yang sedikit berbeda dengan tim lain. Dengan menggunakan sumbu roda lebih panjang, W11 memilki kelemahan di setiap tikungan. Namun kini tidak lagi. Jadi bisa dipastikan, performa Hamilton di F1 bakal semakin menggila bersama Mercedes W11.
“Karena mobil ini panjang, jelas ia memiliki downforce yang bagus, tapi tidak secepat mobil yang lebih pendek (saat di tikungan low-speed). Pada musim dingin ini, kami berhasil membenahi. Kini, mobil kami berjalan lebih baik. Kami tidak lagi punya masalah dengan rotasi mobil,” kata Hamilton seperti dikutip FIN dari Motorsport, Selasa (24/11).
Juara dunia F1 tujuh kali itu mengatakan, tahun lalu, Mercedes W11 memang memiliki rekor bagus pada tikungan kecepatan sedang dan tinggi. Tapi pada tikungan berkecepatan rendah, W11 tak bisa melakukan putaran sebagaimana yang mereka inginkan. W11 kesulitan bersaing di tikungan, dengan mobil Red Bull, yang punya karakteristik body lebih pendek itu.
Bicara long-wheelbase, Hamilton heran mengapa tidak ada satupun pesaing Mercedes di F1, yang tertarik menggunakannya. Padahal, dengan long-wheel base memberikan dampak yang luar biasa besar pada mobil.
“Cukup mengejutkan juga buat saya, melihat tidak satupun tim di F1, yang menggunakan mobil panjang. Kami sendiri sudah menggunakannya sejak 2017, sementara tim lain masih terjebak dengan mobil yang sama (mobil F1 standard),” kata pebalap 35 tahun yang mengaku keheranan itu.
Sementara itu pengamat olahraga Tanish Chachra, menilai rahasia kehebatan Hamilton di bawah Mercedes, adalah desain mobil yang ditawarkan para engineer Mercy, kepada racer mereka.
“Alasan mengapa Mercedes (W11) bergitu dominan di F1, adalah karena chassis dan desain aerodinamiknya yang tanpa bandingan. Bahkan saking sempurnanya mobil ini, para pengendaranya diperkenankan untuk melakukan kesalahan kecil (tanpa harus menanggung risikonya),” kata Tanish Chachra dalam artikelnya di Sports Rush. (ruf/gw/zul/fin)