Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga (Dikpora) Kabupaten Wonosobo bakal gelar simulasi tatap muka bagi 36 sekolah, yakni 18 SD dan 18 SMP. Pada tahap awal, sekolah sekolah tersebut akan menjalani asssement atau penilai terhadap kesiapan yang sarpras dan juga SOP.
“Ada 36 sekolah yang tersebar di seluruh kabupaten wonosobo, bakal gelar simulasi tatap muka, 18 SD dan 18 SMP, sekarang baru tahap persiapan, pelaksanaan kemungkinan pada awal tahun 2021 mendatang,” ungkap Kepala Dikpora Wonosobo, HM Kristijadi, kemarin.
Menurutnya, tahapan yang harus dilalui diantaranya tahapan dapodik, dimana seluruh sekolah wajib mengisi lembar isian yang berisi sejumlah pertanyaan. Untuk tahap tersebut, semua sekolah yang disasar sudah melakukan pengisian.
“Kalau data dapodik, semua sudah mengisi, sedangkan kesiapan sarpras meliputi tempat cuci tangan, penyediaan desinfektan, handsanitizer, faceshield dan ketersediaan masker, masih terus dilengkapi,” ucapnya
Selain sarpras, untuk penciptaan ruang yang lega sesuai dengan protokol kesehatan, yaitu jaga jarak, akan dilakukan dengan mengatur jumlah siswa, sebab jumlah siswa dalam satu ruangan tidak boleh melebihi 15 siswa.
“Rasio kamar mandi dan WC juga sedang dipertimbangkan, bersih atau tidak. Gedung sekolah juga harus bersih dan ventilasi harus bagus,” katanya
Dalam simulasi, murid atau siswa yang akan mengikuti kegiatan tatap muka bakal disampel, tidak semua ikut.Sampling itu diambil dari di zona hijau, tidak beresiko tinggi, mereka datang diantar orang tua atau jalan kaki, tidak naik angkuran umum.
“Persyaratan lain bagi siswa yang akan ikut simulasi, harus ada ijin dari orang tua, mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, dan juga ada kesiapan dari fasilitas kesehatan, minimal tingkat pertama,” terangnya.
Seluruh sekolah yang menjadi pilot project itu juga harus membuat vidio simulasi, dari siswa mulai berangkat, masuk halaman sekolah, masuk ruang kelas, proses belajar mengajar, hingga keluar ruangan dan pulang ke rumah.
“Melalui video itu, nanti akan dinilai, kekurangannya apa, karena instruksi itu harus benar-benar detail,” ucapnya
Sejatinya sudah ada contoh tatap muka di wonosobo, yaitu SMAN2 dan SMKN 2 Wonosobo, Dikpora sudah mengirim sejumlah pendidik dan juga kepala sekolah untuk melihat langsung prosesnya. Namun kondisi masing-masing sekolah berbeda.
“Awal Januari 2021 baru kita lakukan simulasi, itu sekaligus masuk pertama pasca liburan, jika siswa atau pendidikan pada sekolah yang terpapar covid saat simulasi, maka dihentikan dan tatap muka di sekolah tersebut kemungkinan bisa ditunda,” katanya
Melihatnya ketatnya aturan atau SOP yang bakal dijalani pada kegiatan tatap muka itu, secara tidak langsung akan menaikkan pula grade atau level kesehatan di sekolah, sekolah tersebut akan lebih baik dari sisi sarana dan prasarana pendukung kesehatan sekolah.
“Jadi sekolah tersebut akan memberlakukan protokol kesehatan dan juga SOP yang lebih ketat, dampaknya saya kira akan lebih baik bagi pendidik dan juga anak, mereka juga bakal teredukasi dan berbudaya hidup lebih bersih dan higinis,” pungkasnya. (gus/zul)