Jokowi: Perkembangan Fintech di Indonesia Luar Biasa

Kamis 12-11-2020,07:00 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut perkembangan Financian Technology (Fintech) sungguh luar biasa di Indonesia.

Per September 2020 industri pinjaman online (pinjol) telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp128,7 triliun. Angka ini naik 113 persen dibandingkan dengan September 2019 lalu.

Jokowi menyebut, terdapat terdapat 89 penyelenggara pinjol yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mereka berkontribusi Rp9,87 triliun pada transaksi layanan jasa keuangan.

"Rp15,5 triliun disalurkan oleh penyelenggaraan financial technology equity crowdfunding berizin. Ini merupakan perkembangan yang luar biasa," kata Jokowi, kemarin (11/11).

Kendati demikian, kata Jokowi, pemerintah masih punya tantangan dalam mengembangkan teknologi digital di sektor keuangan. Pasalnya, indeks inklusi keuangan Indonesia baru 76 persen.

"Angkanya lebih rendah dibandingkan beberapa negara lain di ASEAN," ujar Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mencontohkan indeks inklusi keuangan di Singapura sebesar 98 persen, Malaysia 85 persen, dan Thailand 82 persen.

Ini artinya, jumlah masyarakat yang menjadi nasabah atau pengguna jasa keuangan di Indonesia terbilang masih jauh lebih rendah dari negara-negara di ASEAN.

Pun demikian pada tingkat literasi keuangan digital di Indonesia masih rendah yakni 35,5 persen. Tercatat, hanya 31,26 persen masyarakat yang pernah menggunakan layanan keuangan digital.

"Masih banyak masyarakat yang menggunakan layanan keuangan informal," ucap Jokowi.

Oleh karena itu, Jokowi berharap seluruh perusahaan sektor keuangan digital melakukan inovasi demi menarik minat masyarakat menggunakan layanan keuangan digital. Misalnya, usaha pinjol tidak hanya pembiayaan dan pembayaran online saja, tapi juga bisa meningkatkan literasi keuangan digital di Indonesia.

"Para inovator financial technology (pinjol) juga harus mengembangkan diri secara terus-menerus untuk menjalankan fungsi agregator, credit scoring, dan memberikan layanan equity crowd funding," jelas Jokowi.

Sebelumnya, OJK mencatat nilai akumulasi penyaluran pinjaman dari fintech lending di Indonesia per September 2020 mencapai Rp128,70 triliun. Nilai ini naik 113,05 persen secara tahunan (year-on year/yoy).

Adapun akumulasi penyaluran pinjaman masih didominasi wilayah Jawa yakni Rp110,30 triliun atau meningkat 112,79 persen yoy. Sedangkan, di luar Jawa penyalurannya Rp18,40 triliun atau naik 114,61 persen yoy.

Akumulasi peminjam (borrower) secara nasional per Agustus 2020 mencapai 29.216.929 entitas alias naik 103,46 persen yoy. Sedangkan, akumulasi pemberi pinjaman (lender) sebanyak 681.632 entitas atau naik 21,99 persen yoy. (din/zul/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait