Presiden Emmanuel Macron mengeluarkan pernyataan kontroversial yang dianggap menyinggung umat Islam dengan menyatakan kejahatan terorisme Islam harus ditindak tegas.
Ketua umum Partai La Republique en Marche (LREM) ini melontarkan pernyataan itu sebagai respons terhadap kasus pemenggalan Samuel Paty, guru yang dibunuh setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada para muridnya.
Macron pun langsung mendapat kecaman dari berbagai pihak. Sejumlah negara Timur Tengah bahkan menyerukan boikot produk Prancis sebagai bentuk protes.
Di Indonesia, massa Persaudaraan Alumni (PA) 212 menyatakan siap untuk menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kedutaan Besar Prancis, Jakarta.
“Benar, kami siap turun ke jalan melakukan aksi di depan Kedutaan Prancis,” kata Wakil Sekretaris Jendral PA 212 Novel Bamukmin dikutip dari JPNN.com, Rabu (28/10).
Namun, dia belum mau mengungkapkan kapan pastinya aksi unjuk rasa ini digelar.
“Nanti kami umumkan, secepatnya,” tegas Novel Bamukmin.
Novel menegaskan, PA 212 mengutuk keras pernyataan Macron yang dianggap menghina Islam.
PA 212 menilai Macron sama saja telah mendukung penistaan terhadap umat Islam di seluruh dunia.
“Yang jelas umat Islam seluruh dunia termasuk Indonesia marah,” ujarnya.
Novel juga menyerukan kepada umat Islam di Indonesia memboikot produk-produk berasal dari Prancis yang beredar di Indonesia.
“Sikap yang paling spontan adalah memboikot produk Prancis dan meminta kepada Dubes Prancis mempunyai sikap tegas,” tegas Novel. (cuy/jpnn/ima)