Teka-teki jazad wanita muda yang ditemukan di penangkaran buaya, Bumi Perkemahan Mayang Mangurai, Berau, akhirnya terungkap. Korban adalah FS (25), pekerja lepas di salah satu cafe di Berau, Kalimantan Timur, meski dia masih menggunakan KTP asal Jawa.
FS sudah berkeluarga, namun selingkuh dengan pria idaman lain (PIL) berinisial RA, yang belakangan diketahui sebagai pelaku pembunuhan terhadap korban. Ironisnya, FS dihabisi nyawanya usai berhubungan badan dengan pelaku di dalam mobil.
Mayat korban dibuang ke dalam kolam penangkaran buaya untuk menghilangkan jejak. Beruntung jenazah korban berhasil ditemukan warga, Rabu (21/10), sekitar pukul 17.25 Wita.
Warga melaporkan penemuan mayat itu ke polisi. Selanjutnya, polisi melakukan penyelidikan dan memburu pelaku.
Pelaku RA akhirnya ditangkap jajaran Polres Berau dan Polresta Palangkaraya di di Kasongan, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Senin siang (26/10).
Kapolres Berau, AKB Edy Setyanto menceritakan kronologi pelaku menghabisi korban. Menurut Eddy, pelaku dan korban janjian bertemu di rumah sakit. Korban dijemput pelaku di rumah sakit. Sepeda motor korban dititipkan di rumah sakit.
Pelaku dan korban kemudian meninggalkan rumah sakit menggunakan mobil. Mereka mengunjungi beberapa tempat dan berhubungan badan.
“Korban diajak hubungan badan di sebuah lokasi, lalu karaoke. Setelah karaoke, mau ke lokasi (TKP) hubungan badan kedua,” kata Edy, Senin (26/10).
Setibanya di lokasi, pelaku dan korban kembali berhubungan badan untuk kedua kalinya. Usai memadu kasih, pelaku dan korban cekcok. Korban mengancam akan melaporkan pelaku kepada keluarganya.
Ancaman korban membuat pelaku emosi. Pelaku membunuh korban dan membuang mayatnya di penangkaran buaya dalam kondisi tangan terikat tali dan mulut dilakban.
“Saat ditemukan, kondisinya tidak pakai celana dalam tapi masih pakai baju. Jadi dia setengah bugil ketika ditemukan,” tambahnya.
Menurut Eddy, pelaku berniat membuang jasad korban ke penangkaran buaya agar dimakan buaya. Tapi, upaya pelaku menghilangkan jejak tidak membuahkan hasil yang mulus.
“Yang namanya kejahatan tidak ada yang sempurna karena mau dibuang nyangkut ranting, kalau masuk dimakan buaya jasadnya,” pungkas Eddy. (pojoksatu/zul)