Trump bukan pemimpin negara pertama yang terkena Covid-19. Presiden Brasil pun pernah kena. Dan sembuh. Hanya saja Trump ini sudah 74 tahun. Dan badannya gemuk. Tapi seorang presiden --apalagi Amerika Serikat-- akan mendapat perlakuan medis yang terbaik di jagad raya. Kalau Trump mau nurut dokter.
Masalahnya Trump ini lagi stress. Di semua jajak pendapat ia kalah dari Joe Biden. Apalagi opini setelah debat Capres kemarin menjadikannya bulan-bulanan.
Tapi itu gambaran di media main stream. Atau di medsos --yang bisa direkayasa itu. Dulu pun Hillary Clinton juga diunggulkan. Bahkan unggul beneran. Toh kalah di capaian jumlah kemenangan dapil.
Apalagi Trump sendiri ternyata mengajarkan sebaliknya. Menurut Trump Ia-lah yang memenangkan debat itu. Demikian juga, katanya, hasil jajak pendapat yang khusus memonitor debat itu.
Ya sudah. Di Indonesia sendiri ada juga pembaca yang yakin Trump menang. Terutama pembaca Indonesia yang percaya tukang ramal sekelas Wirang Birawa.
Kini Trump harus istirahat dari kerumunan. Padahal itu yang ia banggakan. Ia biasa sampai mengabaikan protokol: kerumunan itu berbahaya. Bahkan ia mengejek Biden. Yang kampanyenya sepi.
Ketika Biden beralasan itu justru yang benar, Trump menukas dengan sinis: itu karena tidak laku. Beda dengan dirinya. Yang terus dielu-elukan massa.
Hicks sendiri barangkali bisa segera pilih. Bukan karena sangat cantik dan atraktif, tapi umurnya baru 31 tahun. Dia juga terlihat pandai menjaga badan.
Waktu masih tinggal di tempat kelahirannyi di Connecticut, Hicks juga tunggal di Manhattan. Pulang pergi. Itu karena Hicks bekerja di Manhattan. Yakni di Gedung Trump. Menjadi staf di perusahaan milik Trump: Trump Organisation.
Hicks mulai bekerja di situ tahun 2015. Yakni saat Hicks berumur 25 tahun. Hari itu, di kantornya itu, "Trump melihat saya," ujar Hicks.
Setelah melihat itu Trump langsung mengatakan: saya ada pikiran untuk maju sebagai calon presiden. "Dan Anda akan menjadi sekretaris pers saya," ujar Trump seperti yang dikatakan Hicks ke media di Amerika.
Yang terbaru --dan ini tidak untuk menganggu ketenangan Trump-- ia terpilih sebagai juara yang kurang baik. Yakni sebagai kepala negara yang terbanyak melakukan kesalahan informasi di bidang Covid-19.
Ternyata ada universitas terkemuka yang menjurnal pemberitaan tentang Covid-19 di media berbahasa Inggris di semua negara. Terdapat 38 juta berita yang tidak benar tentang Covid-19. Dari 38 juta itu 38 persen bersumber dari keterangan Trump.
Yang terbanyak adalah soal injeksi disinfektan, lebih ringan dari flu dan penggunaan obat flu untuk Covid-19. (*)