Salah seorang guru SDN Munjungagung 01 Kecamatan Kramat, M, dilaporkan sejumlah orang tua siswa ke Koordinator Wilayah Kecamatan (KWK) Kramat, Senin (21/9).
Mereka terpaksa melapor, karena oknum guru tersebut telah menggertak siswa dan menggebrak meja di saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung. Gertakan itu mengakibatkan siswa ketakutan dan menangis saat mengadu ke orangtuanya masing-masing.
"Anak saya sampai nangis terus. Ketakutan. Malah tidak mau ke sekolah. Mintanya pindah sekolah," tutur Riyana (31), orang tua siswa, usai melapor ke KWK Kramat, Senin (21/9) kemarin.
Hal senada dituturkan Suci Dariah (36). Menurut orangtua siswa ini, anaknya yang duduk di bangku kelas 2B, tidak mau berangkat sekolah lantaran menjadi korban gertakan gurunya sendiri. Dia menjelaskan, aksi gertak dan gebrak meja yang dilakukan oleh oknum guru tersebut terjadi, Senin (14/9) lalu.
Saat itu, para siswa sedang mengikuti penilaian tengah semester (PTS). Saat mengerjakan soal PTS, hampir semua siswa tidak bisa. Hal itu karena mereka tidak pernah diberi pemahaman pelajaran tersebut.
Bahkan, para siswa kelas II B juga tidak diberi pinjaman buku LKS dan Tema dari wali kelas. Sehingga mereka saling bertanya sesama teman di dalam kelas.
Saat itulah, oknum guru yang juga wali kelas II B itu langsung menggebrak mejanya sendiri sambil berbicara dengan intonasi yang agak keras. Akibatnya, siswa pun ketakutan dan tidak berani berbicara sepatah pun.
Namun, setelah sampai rumah, mereka menangis histeris sembari mengadu ke orangtuanya. "Padahal siswa kelas II A dipinjami buku LKS dan Tema. Tapi kenapa kelas II B tidak dipinjami," tuturnya.
Parahnya lagi, lanjut Suci, ketika hari Senin (14/9), para siswa diwajibkan mengerjakan PTS mata pelajaran Agama dan Tema 1 (Matematika, Bahasa Indonesia dan PKN).
Padahal, jika mendasari jadwal PTS, hari Senin hanya mata pelajaran Agama. Sedangkan Tema 1 jadwalnya, Selasa (15/9).
"Tapi itu diborong dalam satu hari. Akhirnya anak-anak pulangnya sampai pukul 12.00 WIB. Kasihan mereka. Sudah digertak, gebrak meja, pulangnya siang. Ketika hari Selasa, anak-anak malah disuruh pulang. Padahal anak-anak sudah sampai sekolah," bebernya.
Permasalahan yang dialami siswa kelas II B ini, tidak hanya itu. Dilaporkan bahwa oknum guru tersebut juga diduga melakukan tindakan yang tidak senonoh terhadap siswinya. Hal ini dialami oleh anaknya, Caridi (32).
Dia menuturkan ketika awal tahun pelajaran baru, anaknya sempat diraba-raba oleh oknum guru itu. Mulai dari tangan hingga ke pantat. Hal itu membuat anaknya enggan berangkat ke sekolah.
"Kejadiannya sekitar bulan Juli atau Agustus 2020. Waktu itu anak saya nangis-nangis tidak mau ke sekolah. Setelah saya tanya, ternyata tubuhnya diraba-raba oleh guru kelasnya," tuturnya.
Orangtua siswa lainnya, Ahmad Solihin (37) mengaku sudah melaporkan permasalahan itu ke kepala sekolah dan KWK Kramat. Dia menuturkan, anaknya juga saat ini masih ketakutan, setelah digertak oleh guru tersebut.