Usai mengikuti Rakorsus Tingkat Menteri yang dipimpin Menko Polhukam melalui konferensi video, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan usulannya.
Ganjar mengusulkan kepada KPU mengusulkan agar pelaksanaan debat kandidat pilkada digelar secara virtual. Selain itu, Ganjar juga usul agar media sosial dimaksimalkan untuk sampaikan visi misi.
Ganjar mengatakan pihaknya diingatkan untuk mempersiapkan pilkada serentak dengan hati-hati. “Sifatnya sebenarnya brief dan mengingatkan ya, agar tidak terjadi situasi yang nanti mempengaruhi kondisi kesehatan karena lagi pandemi,” kata Ganjar, Rabu (9/9).
Ganjar kemudian menyinggung kejadian di Boyolali, yang sempat muncul klaster dari pengawas pemilu. Menurut Ganjar, Hal ini berbahaya bila tidak diinformasikan dan disiapkan secara baik.
“Nah ini kalau mereka tidak mendapatkan informasi yang baik, cara kerja yang baik, perlindungan peralatan atau APD yang baik, ini bahaya,” tegas Ganjar.
Sehingga, Ganjar pun dalam kesempatan itu mengusulkan agar tahapan pilkada serentak selanjutnya yakni debat kandidat, dilakukan secara virtual.
“Saya sih mengusulkan karena pendaftaran sudah, mereka sekarang pemeriksaan kesehatan, kalau bisa nanti debat-debatnya nggak usah ada lah, virtual aja,” ucap Ganjar.
Selain itu, lanjut Ganjar, tahapan seperti penyampaian visi misi yang biasanya mengundang banyak massa, juga dapat dilakukan dengan memaksimalkan media sosial atau elektronik.
Ditanya apakah ada sorotan khusus dari 21 kota/kabupaten yang menggelar pilkada serentak, Ganjar menyebut hanya Kota Semarang yang disebut harus lebih dicermati karena Zona Merah.
“Hari ini yang disebutkan oleh pusat hanya Kota Semarang kok, maka di Kota Semarang memang harus lebih ketat memberlakukan itu (protokol kesehatan),” tegas Ganjar. (*/ima)