Inisiatif Merdeka

Rabu 09-09-2020,08:00 WIB

Itulah isu yang terus meluas. Sampai menjelang dua minggu sebelum kejadian yang menimpa Floyd.

Maka pada dasarnya penembakan Arbery dan matinya Floyd terasa seperti beruntun. "Hanya karena hitam maka harus mati."

Diskriminasi seperti itu sudah berlangsung ratusan tahun. Secara struktural pula.

Lebih dari itu. Lokasi ditembaknya Arbery adalah kawasan yang hanya dihuni oleh orang kulit putih –White only. Kawasan itu tergolong Unincorporated Community. Namanya Satilla Shores; Unincorporated Glynn.

Tidak segera ditangkapnya tiga penembak itu kelihatannya ada kaitan dengan status lokasi yang unincorporated itu.

Tidak ada aparat hukum di situ. Mereka tidak punya polisi apalagi jaksa.

Sebagai warga unincorporated mungkin mereka beranggapan: tidak ada orang lain yang masuk ke kawasan itu. Pun mungkin mereka merasa berhak menembak siapa saja yang memasuki kawasan tersebut.

Memang, kawasan unincorporated umumnya adalah dihuni kulit putih. Saya belum pernah mendengar ada kawasan unincorporated yang penghuninya orang kulit hitam. Atau campuran.

Orang kulit putihlah yang punya budaya "hak atas properti adalah hak yang tertinggi". Tidak boleh diganggu siapa pun –termasuk pemerintah.

Dalam prinsip itu siapa pun yang memasuki properti pribadi boleh ditembak.

Itulah yang menginspirasi dua wanita yang membeli tanah 40 hektare tadi. Keduanya akan membangun wilayah unincorporated sendiri. Mungkin untuk yang pertama di Amerika: penghuninya hanya akan orang hitam.

Di situlah orang-orang hitam akan bisa merasa merdeka semerdeka-merdekanya.

Harapan saya: tidak perlu sampai menembak kalau ada orang kulit putih yang tidak sengaja lewat di sana. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait