Dimaafkan Anak Korban, Delapan Pembunuh Jamal Khashoggi Batal Dihukum Mati

Rabu 09-09-2020,05:30 WIB

Pakar dari American University of Beirut, Rami Khouri, mengatakan persidangan Saudi dikritik secara luas di seluruh dunia. Kritikan terjadi karena persidangan bertentangan dengan standar keadilan yang dapat diterima secara internasional.

"Masalah siapa sebenarnya yang memerintahkannya (pembunuhan) masih menjadi pertanyaan besar. Putra mahkota telah terlibat, itu adalah tuduhan yang sangat serius ketika datang dari penyidik di PBB dan CIA. Ada banyak pertanyaan. itu perlu dijawab," kata Khouri.

Khouri mencatat, kasus Khashoggi bukan satu-satunya kasus dengan pemerintah di kawasan Timur Tengah itu. Arab Saudi sering menerima tuduhan melakukan tindakan mengikuti, menyiksa, dan meneror kritikus Kerajaan yang tinggal di seluruh dunia.

Meski mendapatkan kritikan dari aktivis, banyak warga Saudi memuji keputusan pengadilan dalam komentar di Twitter, sebuah media sosial yang disukai oleh pendukung pro-pemerintah.

Beberapa mengatakan, bahwa putusan itu mengakhiri salah satu kasus politik paling sulit yang dihadapi Kerajaan, sementara yang lain mengatakan keputusan itu menjadikan Arab Saudi sebagai tanah keadilan dan negara di mana hak tidak pernah hilang.

Vonis pengadilan Saudi datang setelah kerajaan mengadili total 11 orang pada bulan Desember. Pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada lima orang dan memerintahkan tiga orang lainnya untuk menjalani hukuman penjara yang lama karena menutupi kejahatan tersebut.

Pengadilan Saudi menyimpulkan pembunuhan itu tidak direncanakan sebelumnya. Hal itu membuka jalan bagi Salah Khashoggi yang merupakan salah satu putra jurnalis itu mengumumkan keluarganya telah memaafkan para pembunuhnya di Saudi.

Salah tinggal di Arab Saudi dan telah menerima kompensasi finansial dari pengadilan kerajaan atas pembunuhan ayahnya.

Khashoggi dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki pada Oktober 2018. Setelah itu mayatnya dimutilasi hingga tak ditemukan sampai saat ini. Pangeran MBS sempat disebut-sebut terlibat dalam pembunuhan itu, namun dibantah Kerajaan.

Kontributor The Washington Post itu meninggalkan Saudi sejak 2017 dan tinggal di Amerika Serikat karena mengkhawatirkan keamanannya. Dia merupakan sosok vokal yang mengkritik kebijakan MBS. (der/zul/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait