Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yang hanya mengurusi faham-faham radikalisme, menurut Wasekjen DPP PA 212, Novel Bamukmin, dilatarbelakangi beberapa faktor. Salah satunya, bekal pemahaman Menag terhadap Islam tak mumpuni.
Selain itu, jajaran orang-orang dekatnya juga tidak mempunyai pemahaman yang cukup, terhadap makna radikalisme yang sebenarnya. “Dari sepilis (sekularisme, pluralisme, dan liberalisme),” ujarnya kepada PojokSatu.id.
“Faktor inilah yang diduga melatar belakangi Menag saat ini yang mungkin dikelilingi oleh para sepilis sehingga pikirannya menjadi ngawur,” sambungnya.
Anak buah Habib Rizieq itu lantas menilai faktor pemahaman sepilis itulah yang menyebabkan Menag kerap mengkambinghitamkan Islam. “Kemungkaran apapun pasti dibela dan sejalan dengan faham sepilis. Bahkan ulama yang membela agama malah dikriminalisasi,” katanya.
Karena itu, kata Novel, Menag harus menggalakkan pembekalan kapada para dai untuk memberikan pemahaman kepada umat tentang bahayanya keberadaam penista agama di Indonesia.
“Seorang Menag seharusnya cerdas bisa membaca situasi saat ini di mana saat ini Indonesia menjadi surga buat penista agama,” tuturnya. “Untuk itu para dai diajak untuk memberikan pencerahan kepada umat islam bahwa agama harus dijaga,” ungkap Novel lagi.
Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi akan menerapkan program sertifikasi penceramah bagi semua agama mulai bulan ini.
Ia menyatakan pada tahap awal bakal ada 8.200 orang akan mendapatkan sertifikasi penceramah. Fachrul menegaskan program penceramah bersertifikat ini diberlakukan untuk semua agama.
Meski demikian, penyelenggaraan program tersebut sengaja tidak digelar secara mengikat oleh Kemenag. Program ini, kata dia, bisa diikuti bagi penceramah yang berkenan mengikutinya atau bersifat sukarela.
“Untuk semua agama, sukarela, ada sedikit gesekan gak setuju gak apa apa. kita lanjut terus,” kata Fachrul dalam webinar ‘Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara’ di kanal Youtube Kemenpan RB, Rabu (2/9).
Fachrul mengklaim program tersebut turut bekerja sama dengan berbagai pihak.
Ia mengatakan Kemenag turut menggandeng seluruh majelis keagamaan, ormas keagamaan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hingga Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). (pojoksatu/zul)