Setelah dikrikik bertubi-tubi, karena Pertamina merugi Rp11,13 Triliun di Semester I 2020, kini posisi Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama kembali disorot. mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga akrab disapa Ahok itu malah disebut-sebut sebagai raja tega.
Pernyataan itu berawal dari upaya Pertamina uang sedang mengkaji penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan pertalite yang banyak dikonsumsi publik.
Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam menilai rencana penghapusan premium dan pertalite, justru akan menambah rakyat semakin kesulitan di tengah krisis ekonomi.
"Kalau benar BBM jenis premium dan pertalite dihapus, maka jangan salahkan rakyat apabila Ahok dijuluki si raja tega. Ini kan di masa sulit, semuanya serba sulit, cari uang sulit, kok malah Pertamina ingin menghapus Premium dan Pertalite," ujar Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (3/9).
Saiful menilai kehadiran Ahok di Pertamina tidak memberi efek yang baik bagi rakyat. Sebaliknya, malah semakin menyengsarakan rakyat.
Pertama, Pertamina tidak menurunkan harga minyak di saat minyak dunia anjlok. Dan kini, BBM yang dikonsumsi rakyat kecil justru akan dihapus di tengah krisis ekonomi yang mencekik.
"Di mana mata hati Ahok? Kok malah dengan ia menduduki posisi komisaris makin menyengsarakan rakyat. Ini kan sama halnya mencekik rakyat," kata Saiful. (rmol/zul)