BI Prediksi Ekonomi Nasional 5,8 Persen Tahun Depan, Ekonom: Membaik di 2022-2023

Kamis 03-09-2020,10:00 WIB

Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun depan bisa diangka 4,8-5,8 persen. Prediksi tersebut lebih optimis ketimbang pemerintah yang hanya kisaran 4,5-5,5 persen.

"Kisaran asumsi pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi pada 2021 yang sekitar 4,5-4,5 persen masih cukup realistis. Ya, sejalan dengan perkiraan BI yang sekitar 4,8-5,8 persen," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam video daring, kemarin (2/9).

Keyakinan ekonomi Indonesia akan pulih pada tahun depan, karena pada semester II/2020 ini ada perbaikan ekonomi seiring relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Juga adanya peningkatan realisasi APBN melalui stimulus kebijakan fiskal, stimulus kebijakan monter, dan kemajuan restrukturisasi kredit hingga dunia usaha," katanya.

Dia merinci, indikator yang menunjukkan perbaikan ekonomi dilihat dari mobilitas masyarakat, penjualan eceran dan online, keyakinan konsumen, serta ekspektasi kegiatan usaha.

Kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memproyeksikan ekonomi pada kuartal III/2020 masih minus. Hanya saja, bendahara negara itu tidak menyebut pada periode Juli-September 2020, apakah akan lebih baik dibandingkan kuartal II/2020 atau tidak.

"Diprediksi kuartal III/2020 (Indonesia) alami pertumbuhan negatif," ujarnya.

Jika memang demikian, Indonesia dipastikan akan masuk jurang resesi pada kuartal III/2020. Sebab perekonomian domestik sudah kontraksi negatif 5,32 persen pada kuartal II/2020.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu berharap, rebound baru muncul di semester II/2021. Adapun pemulihan pada semester II/2020 karena didorong adanya penemuan dan distribusi vaksin, serta kembalinya kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas secara normal.

"Tahun depan tidak bisa mengasumsikan pemulihan full power karena pasti Covid-19 masih menjadi salah satu yang menahan pemulihan konsumsi, investasi, dan perekonomian global. Sehingga sangat bergantung pemulihan di semester II dan memberi pengaruh terhadap seberapa tinggi pemulihan di 2021," ucapnya.

Terpisah, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menilai, perekonomian Indonesia akan kembali membaik pada periode 2022-2023. Indikator tersebut dari program penanganan PEN dan Covid-19 yang diinisiasi pemerintah berjalan secara optimal.

"Tahun 2022-2023, diperkirakan ekonomi nasional akan kembali positif," katanya.

Menurutnya, stimulus yang paling efektif dalam menyelamatkan perekonomian Indonesia, yaitu mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk pindah ke ekosistem digital. Saat ini, baru 13 persen UMKM yang masuk ke platform. Artinya sisanya UMKM hanya berjualan secara konvensional.

“Stimulusnya lewat pemberian subsidi internet gratis, insentif dan pendampingan bagi UMKM yang masuk ke ekosistem digital,” tukasnya.

Sebagai informasi, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menargetkan 10 juta UMKM terdigitalisasi hingga akhir 2020. Hingga saat ini tercatat 9,4 juta UMKM yang go digital.

Tags :
Kategori :

Terkait