Presiden Jokowi telah mengerahkan segala tindakan luar biasa menyelamatkan Indonesia dari jurang krisis ekonomi selama masa pandemi Covid-19.
Sayangnya, semangat penyelamatan Presiden Jokowi tersebut tidak selaras dengan para menteri di kabinet yang dinilai hanya menjalankan tugas sebagai rutinitas.
Hal ini seperti disampaikan Ketua Umum (Ketum) Barisan Penggerak Rakyat Jokowi-Amin (Barak Join) Ali Nugroho.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo diharapkan dapat melakukan tindakan yang luar biasa. Salah satunya dengan melakukan perombakan kabinet atau reshuffle.
“Beberapa kali Presiden Joko Widodo menegur, mengingatkan atau bahkan mengancam reshuffle kabinet. Meski reshuffle kabinet merupakan hak preogratif presiden. Bukan berarti pula Jokowi tidak mengindahkan harapan publik, agar jajarannya diganti,” ujar Ali Nugroho, Minggu (30/8) dikutip dari Pojoksatu.
Ali berharap, Presiden Jokowi yang sering bicara extraordinary tidak menunggu usia kabinet genap dua tahun untuk melakukan perombakan.
“Reshuffle secepatnya, baru itu tindakan luar biasa,” kata Ali.
Karena, sambung Ali, hal itu harus segera dilakukan Jokowi agar situasi politik menjadi kondusif demi menjaga perekonomian nasional yang sedang menuju jurang resesi ekonomi akibat pandemik dan resesi global.
“Perlu dilakukan langkah extraordinary presiden untuk reshuffle kabinet. Sebab selama belum reshuffle, situasi politik nasional akan selalu gaduh. Presiden perlu mengakomodir semua kelompok,” tegasnya.
Barak Join bahkan mengusulkan kepada Jokowi untuk melakukan perombakan pada 9 September agar pas dengan weton sang presiden.
“Itu jatuh di Rabu Pon. Merujuk hari lahir Pak Jokowi 21 Juni 1961 pada hari Rabu, wetonnya Pon. Jadi setelah itu fokus penyelamatan ekonomi dan penanganan pandemik,” pungkas Ali. (sta/rmol/pojoksatu/ima)