Misteri kematian Editor Metro TV Yogi Prabowo sudah masuk pekan kedua. Namun, hingga saat ini polisi juga belum bisa mengungkap penyebab kematian kekasih Suci Fitri Rohmah ini.
Jumat (24/7), secara khusus, Pimpinan Redaksi (Pimred) Metro TV Arief Suditomo menyambangi Polda Metro Jaya.
Kedatangannya tak lain menanyakan progres penyelidikan kasus anak buahnya tersebut.
“Saya ke sini (Polda Metro Jaya) untuk berkonsultasi dengan pihak Ditreskrimum. Kita berikan support ke Polda Metro Jaya untuk segera bisa tuntaskannya (kasus Yogi),” kata Arief di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (24/7) seperti dikutip dari Pojoksatu.
Arief mengungkapkan, progres penyelidikan kasus kematian Yogi sudah ada di penyidik.
Akan tetapi, penyidik belum bisa membeberkannnya kepada pihak Metro TV selaku tempat Yogi bekerja. Hal itu mungkin merupakan syarat proses penyelidikan pihak kepolisian.
“Mereka bilang ada progres tapi kita nggak dapat detailnya, nggak dapat report penyidikan,” ujar Arief.
Diketahui, Editor Metro TV Yodi Prabowo ditemukan tidak bernyawa di pinggir Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), daerah Ulujami, Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Juli 2020, lalu. Yodi Prabowo diduga tewas dibunuh setelah ditemukan luka akibat benda tajam di bagian leher dan dadanya.
Pada jalan raya itu terdapat deretan warung makan, kios bensin eceran, mebel, bengkel dan tempat pemakaman Kober. Tubuh Yodi yang tersungkur di dalam pagar beton di bawah deretan pohon trembesi itu berjarak 10 meter dari sejumlah kios di sisi jalan.
Berdasarkan hasil autopsi jenazah, polisi telah memastikan bahwa Yodi Prabowo, editor Metro TV diduga menjadi korban pembunuhan. Dalam kasus ini polisi telah memeriksa puluhan saksi, baik itu dari keluarga, rekan kerja, hingga kekasihnya.
Bahkan, barang bukti berupa pisau yang diduga digunakan pelaku untuk membunuh Yodi telah dikantongi polisi. Namun, polisi masih kesulitan untuk mengungkap kasus ini.
(fir/pojoksatu/ima)