Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Sulasih binti Sukiran Sadli, diduga menjadi korban kekerasan oleh majikannya di Arab Saudi. Saat ini, Sulasih tengah dirawat di rumah sakit akibat menderita sejumlah luka.
Kabar tersebut diketahui dari anak Sulasih bernama Anggi. Dia telah meminta bantuan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) di kota tersebut.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Eko Hartono, mengatakan bahwa Sulasih mengalami dugaan penyiksaan berupa mata disiram air klorin yang menyebabkan biru-biru dan sulit dibuka.
Kedua tangannya diduga disetrika, wajah bengkak seperti bekas dipukuli, dan kemaluannya diduga diinjak-injak oleh majikan perempuan, yang merupakan istri dari seorang perwira muda imigrasi di Jeddah.
"Jadi memang keterlaluan dan sangat memprihatinkan juga penyiksaan oleh majikan perempuannya," kata Eko Hartono, seperti dikutip dari BBC News Indonesia, Selasa (14/7).
Eko menambahkan, ketika staf KJRI Jeddah mendatangi rumah sakit, terdapat keluarga majikan dan polisi yang sedang patroli. Kemudian staf KJRI Jeddah langsung segera melaporkan ke polisi mengenai dugaan adanya kekerasan.
"Kita langsung blok majikannya supaya tidak kabur dan lapor polisi. KJRI sebagai pelapor, dan pihak majikan di-BAP (diperiksa) di kantor polisi. Di situ kami menyampaikan kondisi Sulasih dan melaporkan majikannya," katanya.
Kini, polisi tengah mendalami kasus tersebut dengan mengumpulkan bukti-bukti dan mencari tahu motif di balik dugaan penyiksaan dengan mewawancarai korban yang kini masih terbaring lemah di rumah sakit.
"Memang arahnya ke penuntutan tapi tentunya pihak berwenanng polisi dan penuntut perlu mengumpulkan bukti-bukti, jadi terduga pelaku adalah istri majikan, majikan pria adalah seorang perwira muda imigrasi," katanya.
Eko mejelaskan, berdasarkan informasi dari korban, Sulasih bekerja sejak November tahun lalu di keluarga tersebut. Ia mulai mengalami dugaan penyiksaan sejak Februari lalu, namun tidak melaporkan ke pihak KJRI.
"Sulasih telah bekerja sebagai PRT lebih dari 25 tahun di Arab Saudi. KJRI hari ini akan kembali ke rumah sakit untuk menggali informasi dari korban," terangnya.
Sementara itu, Pejabat KJRI Jeddah, Muhammad Yusuf mengatakan, bahwa pekerja migran yang berasal dari Karanganyar, Jawa Tengah tersebut kondisinya tidak sadarkan diri di rumah sakit.
"Berdasarkan keterangan Anggi, kondisi Sulasih penuh luka, kepala sepertinya dibenturkan dengan benda keras, telingan bengkak dan kedua tangannya ada bekas strika," kata juru bicara SBMI Jeddah, Roland Kamal.
SBMI sudah menyampaikan permintaan anak Sulasih agar KJRI Jeddah memberikan perlindungan agar ibunya mendapat perawatan serta bisa dipulangkan setelah hak-haknya terpenuhi sebagai korban.
Roland memastikan, Sulasih yang masuk ke Saudi pada November 2019 bukan sebagai tenaga kerja akan tetapi dengan visa ziarah. Jika memang Sulasih masuk dengan visa ziarah, maka ini adalah pelanggaran, dan pelakunya harus bertanggung jawab.