Oleh: Dahlan Iskan
Harian DI's Way edisi pertama terbit. Tanggal 4 Juli kemarin. Telat. Dari jadwal. Lebih cepat. Dari skenario terburuk.
Soal telatnya itu penjelasannya bisa panjang. Intinya: persiapan yang kurang matang. Di bagian apanya?
Di semua bagian.
Kenapa tidak dimatangkan dulu?
Itulah juga pertanyaan kami semua.
Jawabnya ternyata penuh canda: Kalau tunggu matang bisa jadi baru setahun lagi terbit. Keburu Covid-19-nya lewat. Bukankah terbitnya Harian DI's Way untuk menandai bencana terbesar abad ini: Covid-19?
Apa hubungannya dengan Covid-19?
Tidak ada. Tapi alasan itu harus dicari --kalau perlu dicari-cari.
Yang penting Harian DI's Way jadi terbit kemarin --tepat di hari kemerdekaan Amerika Serikat. Semoga Donald Trump puas.
Apa hubungannya dengan Trump?
Juga tidak ada.
Ini jawaban yang lebih serius:
Pilihan jenis kertas yang dipakai Harian DI's Way. Kertas seperti ini - -cobalah raba sekali lagi-- memang tidak umum: licin dan lembut.
Bagi yang di luar Surabaya - -yang tidak bisa menyentuh fisik Harian DI's Way -- rabalah pantat bayi. Seperti itulah sensasinya.