Di tengah pandemi virus corona, sejumlah masyarakat Kabupaten Brebes ramai mengunjungi Pasar Induk Brebes. Mereka datang ke Pasar Induk Brebes untuk melakukan tradisi prepegan atau pergi ke pasar untuk membeli keperluan Lebaran.
Pantauan di lapangan, sejumlah pertokoan dan ruko di sepanjang Pasar Induk Brebes ramai dipadati pembeli. Baik itu, toko pakaian, sandal, buah-buahan mapun lainnya.
Bahkan, imbauan untuk menjaga jarak antarsesama oleh pemerintah juga tidak dilakukan oleh sebagian masyarakat yang ada di pasar. Ditambah, masih banyak warga yang tidak menggunakan masker.
Namun, sudah menjadi tradisi sejumlah masyarakat akan melakukan prepegan satu atau dua hari menjelang Lebaran. Bahkan, salah satu penjual mengaku kondisi pandemi virus corona (Covid-19) tidak mempengaruhi pendapatannya.
Salah seorang penjual pakaian, Rodiyah mengaku, di tengah pandemi seperti itu tidak mempengaruhi pendapatannya menjual berbagai macam pakaian. Diakuinya, banyak pembeli yang datang merupakan warga yang menerima bantuan dari pemerintah.
"Kebanyakan pembelinya rata-rata mereka yang baru mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah dan untuk pendapatan tidak pengaruh," jelasnya.
tahun sebelumnya, tradisi prepegan di Pasar Induk Brebes akan mengalami puncak keramaian biasanya sehari menjelang Lebaran. Di mana, biasanya yang datang merupakan pemudik yang mengajak keluarganya untuk berbelanja.
Terpisah, Bupati Brebes Idza Priyanti sudah mewanti-wanti Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) tidak digunakan untuk membeli baju Lebaran. Melainkan, diutamakan membeli bahan makanan.
"Apalagi di tengah pandemi Covid-19, kita harus menghindari diri dari kerumunan masa di pusat-pusat perbelanjaan."
“Lebaran tahun ini cukup di rumah saja, ora salaman tetep seduluran (tidak salaman tetap saudara),” ujarnya belum lama ini.
"BLT DD jangan untuk beli baju Lebaran tetapi dibelanjakan buat membeli bahan makanan," tukasnya.(ded/a)