Penyebab Keracunan Massal di Kubangjati Brebes Dicek, Tim Dinkes Lacak Nasi Berkat
Sejumlah pasien yang mengalami gejala keracunan masih dilakukan perawatan di RSUD Ir Soekarno Ketanggungan.(Istimewa)--
RADAR TEGAL - Sejumlah warga di Desa Kubangjati, Kecamatan Ketanggungan mengalami gejala keracunan usai memakan nasi berkat, Jumat 17 Mei 2024 malam. Menindaklanjuti kejadian itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes akan melakukan pegecekan sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di Kubangjati Brebes.
Makanan yang akan dilakukan pengecekan antara lain, nasi, telor, oseng tahu, dan styrofoam yang digunakan untuk membungkus makanan tersebut. Sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di Kubangjati Brebes itu akan dilakukan pengecekan di laboratorium.
Pengecekan sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di Kubangjati Brebes dilakukan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes dan Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
“Dinkes Brebes hanya bisa mengetahui tidaknya bakteri pada makanan tersebut. Sedangkan Dinkes Provinsi bisa mengetahui jenis bakterinya,” ungkap Kepala Dinkes Brebes Ineke Try Sulistiowati, Minggu 19 Mei 2024.
BACA JUGA: Korban dengan Gelaja Keracunan Berkat di Brebes Terus Berdatangan ke RSUD Ir Soekarno Ketanggungan
Data dari Dinkes Brebes, saat ini sudah ada 90 warga yang merasakan gejala keracunan massal di Kubangjati Brebes. Data itu tercatat pada Minggu 19 Mei 2024 pukul 04.00 WIB. Sebanyak 54 orang di antaranya menjalani rawat inap.
Dari 54 orang pasien rawat inap ini terdiri dari 43 pasien dewasa, dan 11 pasien anak-anak. Kemudian pasien keracunan massal di Kubangjati Brebes yang menjalani rawat jalan ada 6 orang dan sudah ditarik.
Sebagian besar pasien merupakan orang dewasa. Namun, ada beberapa juga yang anak-anak. Dari para pasien itu sebagian besar pasien mengalami diare dan dehidrasi ringan-sedang. Termasuk 5 pasien keracunan massal di Kubangjati Brebes sebelumnya dirawat di Puskesmas Ketanggungan.
"Telah dilakukan tindakan rehidrasi dan perbaikan kondisinya. Untuk pasien anak masih memerlukan observasi sampai hari Senin. Untuk pasien dewasa siang atau sakit ini kemungkinan bisa pulang," tutupnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: