Misteri Pocong Merah Kali Boyong Yogyakarta, Dukun yang Memiliki Ilmu Hitam

RADAR TEGAL - Pocong. Siapa yang tidak kenal dengan sosok mistis yang satu ini? Dalam budaya Indonesia, pocong dikenal sebagai salah satu hantu paling mengerikan. 

Namun, di balik keberadaan mereka yang menyeramkan, ada cerita-cerita yang lebih dalam dan misterius. Salah satu kisah yang paling menonjol adalah tentang Pocong Merah Kali Boyong di Yogyakarta. 

Keberadaannya tidak hanya menambah suasana angker di wilayah tersebut. Namun juga membawa kisah masa lalu yang tragis dan penuh dendam.

Berdasarkan buku yang berjudul "Kisah Tanah Jawa" yang kami kutip dari kanal youtube Kalong Stori. Pada tahun 1900 hingga 1920-an, seorang dukun ilmu hitam menguasai daerah tersebut.

BACA JUGA: Menguak Misteri Pasar Setan Gunung Lawu, Bisa Pindah Dimensi ke Zaman Masa Lalu

Dukun ini dikenal memiliki kekuatan yang luar biasa, yang digunakannya untuk berbagai tujuan jahat. Masyarakat yang saat itu masih kental dengan kepercayaan mistis, mulai merasa terganggu dengan ulah sang dukun.

Berbagai insiden aneh dan menakutkan terjadi, membuat penduduk setempat hidup dalam ketakutan dan kecemasan.

Akhirnya, kesabaran masyarakat mencapai batasnya. Dalam sebuah peristiwa yang penuh dengan ketegangan, sang dukun diburu dan dihukum oleh warga. 

Mereka mengeksekusi dukun tersebut dengan cara yang sangat brutal - tubuhnya dicincang hingga hancur. Tujuannya, agar ilmu hitam yang dimiliki sang dukun tidak bisa aktif kembali. 

BACA JUGA: Penuh Misteri yang Belum Terungkap, Berikut Mitos-mitos yang Ada di Gunung Indonesia

Setelah tubuhnya hancur, potongan-potongan tubuh sang dukun dimasukkan ke dalam kain kafan. Namun, akibat dari cara eksekusi yang sadis ini, darah dari potongan tubuh masih mengalir saat dikafani. 

Dendam sang dukun dan ajaran hitamnya inilah yang kemudian membentuk sosok Pocong Merah yang menyeramkan.

Kehidupan di Hulu Kali Boyong

Setelah kematian sang dukun, kehidupan di hulu Kali Boyong berubah drastis. Masyarakat sekitar percaya bahwa tempat tersebut kini dihuni oleh arwah-arwah yang tidak tenang. 

Sumber: