Sisa 3 Kilometer, Warga Minta Pembangunan Jalan Tembus Desa Sigedong Tegal Dilanjutkan
BERPOSE - Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi PKB Sayid Abdul Kodir (tengah) berpose dengan pemenang grasstrack beberapa waktu lalu. Dalam momen itu, pihaknya membenarkan soal pembangunan jalan tembus Desa Sigedong.-Yeri Noveli-Radartegal.disway.id
RADAR TEGAL - Masih sisa 3 kilometer lagi, warga minta pembangunan jalan tembus Desa Sigedong menuju Pedukuhan Sawangan di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, diminta segera dilanjutkan. Apalagi, pembangunan tersebut sudah berlangsung sejak 2019 hingga 2021.
Syukron, 34 tahun, warga Desa Sigedong menuturkan, pembangunan jalan tembus Desa Sigedong yang dilakukan secara bertahap itu sepertinya bakal sia-sia. Karena jalan tersebut sudah mulai rusak meski belum digunakan oleh warga.
Menurutnya, walau sudah dirigit beton, tapi sebagian badan jalan sudah ada yang longsor dan berlubang.
"Untuk itulah, kami minta agar pembangunan segera dilanjutkan," tuturnya.
Seperti diketahui, Pemkab Tegal melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) telah memulai pembangunan jalan tembus Desa Sigedong-Sawangan secara bertahap sejak 2019 hingga 2021.
Pada tahun 2021, dianggarkan Rp2,85 miliar. Anggaran itu untuk pembangunan jalan telford dan rigid beton setebal 10 sentimeter dengan lebar 5 meter sepanjang 908 meter.
Pembangunan jalan yang membelah hutan itu memang dilakukan secara bertahap karena anggarannya cukup besar.
Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi PKB, Sayid Abdul Kodir, Senin, 29 April 2024. Dia menuturkan, Sawangan merupakan pedukuhan terakhir di Desa Sigedong yang berada di lereng Gunung Slamet.
BACA JUGA: Sempat Berhenti, Warga Minta Perbaikan Jalan di Kabupaten Tegal Dilanjutkan
Selama ini, masyarakat di Pedukuhan Sawangan selalu mengakses jalan milik Pemkab Brebes ketika hendak turun ke Desa Sigedong.
Karenanya, Abdul Kodir yang mewakili masyarakat di Kecamatan Bumijawa, Bojong dan Jatinegara menghendaki agar pembangunan jalan tersebut segera dilanjutkan.
Mengingat jalan merupakan akses vital bagi masyarakat setempat. Yakni, untuk mendukung perekonomian warga, kemudahan akses orang, barang, dan jasa.
Selain itu, juga berfungsi sebagai jalur evakuasi bencana ketika Gunung Slamet menyemburkan larva.
Sumber: