Ada Wacana Penggabungan Kemenpora dengan Kemenparekraf, Pelaku Ekonomi Kreatif di Tegal Berharap Efektifitas

Ada Wacana Penggabungan Kemenpora dengan Kemenparekraf, Pelaku Ekonomi Kreatif di Tegal Berharap Efektifitas

KULINER KHAS - Telur asin menjadi produk kuliner khas yang banyak dikembangkan pelaku usaha ekonomi kreatif, untuk meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat.--

RADAR TEGAL - Pelaku usaha pusat oleh-oleh khas di Tegal menanggapi wacana penggabungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Ada beberapa harapan yang mereka sampaikan terkait rencana penggabunhan tersebut.

Pelaku Usaha pusat oleh-oleh kekinian khas di Tegal Rama Sahid mengatakan pihaknya memang belum mengetahui secara detail terkait penggabungan dua kementrian tersebut secara nasional. Namun, memang di Tegal, keduanya sudah melebur menjadi satu di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata.

"Mungkin, rencana penggabungan itu melihat yang sudah ada di daerah," katanya.

Menurut Rama, penggabungan itu pastinya memiliki tujuan yang baik, seperti efisiensi, efektif dan komunikasi satu pintu. Namun, jangan sampai penggabungan ini tidak ada pemerataan atau cenderung sebelah. 

BACA JUGA: Mengenal Telur Asin Khas Brebes, Inilah Sejarah dan Keunikannya

"Jadi harus punya porsi masing-masing antara pariwisata pemuda. Namun, saay menilai memang ada benang merahnya, karena pemuda identik dengan olahraga, ekonomi kreatif dan pariwisata," ujarnya.

Wacana penggabungan Kemenpora dengan Kemenparekraf

Jika penggabungan itu tercapai, kata Rama, pelaku usaha seperti darinya sangat berharap nantinya bisa lebih komprehensif. Karena, ini menjadi satu pintu dan lebih terarah.

"Jadi, misalnya, nanti saat ada kegiatan yang bersinggungan dengan ekonomi kreatif, maka pelaku usaha bisa di link dan match kan dengan pariwisata kepemudaan dan olah raga. Karena pemuda ini identik dengan dunia kreatif, sehingga gen z harus punya peran di dalamnya," tandasnya.

Rama juga menilai ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dari kondisi saat ini. Karena selama ini memang kurang sentuhan dari Pemerintah di daerah, terutama terhadap SDM.

BACA JUGA: Selain Telur Asin, Ini 4 Kuliner Khas Brebes yang Murah Meriah Bikin Segar Lidah dan Mengenyangkan

"Kalau kita berbicara tentang pariwisata tidak hanya selesai pada 1 obyeknya saja. Tetapi komprehensif," tandasnya.

Sebab, ujar pemilik mie mie brownie dan warung Sate di Tegal itu, kalau berbicara Pariwisata itu ada hal yang perlu di selaraskan. Yakni, pertama fisik yang berkenaan dengan bangunan, tempat wisata, oleh-oleh, cafe, fasilitas umum dan lainnya.

"Sementara yang non fisik itu berhubungan dengan SDM. Baik Pelaku usaha, birokrasi dan stakeholder itu memang harus match," jelasnya.

Sumber: