5 Mitos Soal Pernikahan Adat Jawa, Menikahkan Anak Sulung dan Ketiga Bisa Bawa Petaka?
5 mitos soal pernikahan adat Jawa -freepik-
Larangan dalam pernikahan adat Jawa selanjutnya yaitu menikah dengan orang yang tinggal hanya berjarak 5 langkah atau berseberangan. Konon, pernikahan mereka bisa mendatangkan masalah yang cukup fatal di masa depan.
Adapun beberapa solusi untuk hal ini, misalnya dengan salah satu pasangan merenovasi rumahnya agar tidak berhadapan lagi. Solusi lainnya yaitu salah satu keluarga mau ‘membuang’ anaknya agar bisa diangkat oleh kerabat lain agar rumah mereka tidak lagi berseberangan.
3. Pernikahan anak sulung dan anak ketiga, serta sesama anak pertama
Mitos soal pernikahan adat Jawa selanjutnya tentang pernikahan anak sulung dan anak ketiga yang dilarang. Biasanya istilahnya disebut lusan atau jilu (siji karo telu).
Konon pernikahan anak seperti ini akan membawa petaka akibat perbedaan karakter keduanya. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa justru pernikahan anak pertama dan ketiga paling cocok karena bisa melengkapi kekurangan satu sama lain.
BACA JUGA: CEK Fakta! Ungkap Mitos Tidur Tengkurap Kaki Diangkat ke Atas Membawa Pesan Negatif
Tidak hanya antara anak sulung dan ketiga, sesama anak pertama juga kabarnya pantang untuk menikah. Hal ini juga dikaitkan dengan karakter anak pertama yang cukup keras, sehingga dikhawatirkan bisa memicu konflik yang panjang dalam rumah tangganya.
4. Menikah berdasar weton
Kepercayaan soal pernikahan adat Jawa berikutnya yaitu menikah berdasarkan weton. Tentu hal ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia.
Weton kelahiran bisa mempengaruhi energi bawaan seseorang. Ada beberapa karakter yang saling cocok, namun juga saling berlawanan.
5. Adik kakak menikah di tahun sama
Mitos soal pernikahan adat Jawa berikutnya yaitu adik dan kakak menggelar perkawinan di tahun yang sama. Hal ini dipercaya bisa membawa hal buruk.
BACA JUGA: Rahasia Mitos Bunyikan Klakson di Tempat Angker, Benarkah agar Terhindar Kecelakaan di Jalan?
Maka dari itu biasanya masyarakat Jawa memberi jeda antara pernikahan kedua saudara tersebut agar tidak digelar di tahun yang sama. Biasanya, kakaknya yang lebih di dahulukan untuk menikah, kemudian di tahun depan baru sang adik.
Penutup
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: