Lestarikan Budaya Warisan Leluhur, Guru PNS di Brebes Tekuni Seni Dalang Wayang Kulit

Lestarikan Budaya Warisan Leluhur, Guru PNS di Brebes Tekuni Seni Dalang Wayang Kulit

Dalang wayang kulit Ki Tarto Wiji Wasito saat mementaskan Sirna Ning Angkoro memperingati HUT Korpri ke 52.-Syamsul Falaq-

RADAR TEGAL - Seorang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Brebes tekuni Dalang Wayang Kulit. Adalah Kitarto Wiji Wasito, Kepala SMPN 3 Brebes yang juga merupakan dalang kondang di Kota Bawang.

Lantas, apa alasan Ki Tarto menekuni dalang wayang kulit sekaligus berprofesi sebagai guru di Brebes? Jawabannya sangat singkat padat dan jelas.

Ki Tarto menyatakan menekuni dalang wayang kulit sebagai upaya dia melestarikan budaya warisan leluhur ditengah derasnya budaya meodern sekarang ini. "Sebab Jika bukan putra daerah yang mewarisi dan melestarikan seni budaya lokal siapa lagi?" ujar Ki Tarto mengungkapkan prinsipnya.

Dia menceritakan, ketertarikan menjadi dalang wayang kulit, sudah tumbuh sejak dia masih duduk di Sekolah Menengah Atas. Pria yang kini menjabat sebagai Kepala SMPN 3 Brebes itu, bercita-cita, ingin terus melestarikan warisan leluhur Jawa, khususnya seni wayang kulit. 

BACA JUGA:TOP MARKOTOP! 2 Dalang Cilik Pemalang Pukau Penonton Pentas Wayang Peringatan HWN 2023

Kepiawaiannya memainkan wayang kulit, diwarisi dari ayahnya yang berprofesi sebagai dalang. 

"Bakat minat dan kemampuan saya mendalang, tak lepas dari genetik orang tua saya yang memang sudah lama menekuni profesi dalang," ungkapnya di sela-sela penampilan saat pementasan wayang kulit dalam rangka Hari Guru Nasional, di Gedung KORPRI Brebes, Sabtu, 25 November 2023 malam.

Sejak awal belajar mendalang, Ki Tarto mengaku sangat tertarik menekuni materi pewayangan. Terlebih, dukungan penuh dari orang tua semakin menguatkan keyakinannya menekuni profesi dalang. 

Alasannya, tidak hanya bermanfaat menghibur masyarakat, tapi juga melestarikan warisan budaya leluhur Jawa. Mengingat, dalam pertunjukan wayang banyak menyuguhkan gambaran watak dan karakter. Itu, menjadi gambaran berbagai ragam manusia di dunia sekarang.

BACA JUGA:Melihat Perjuangan Ki Tarto, Dalang yang Sukses Kolaborasikan Wayang dan Tari Sintren Khas Brebes

"Sebagai cermin pembelajaran, banyak hikmah yang bisa diambil dalam pementasan wayang. Selain sebagai hiburan, wayang bisa menjadi tuntutan atau nilai kehidupan antara yang baik dan buruk. Sekaligus, harmonisasi berbagai unsur dalam kehidupan," jelasnya.

Memperingati Hari Guru Nasional, lanjut Ki Tarto, lakon Sirna Ning Angkoro sengaja dipilih dalam pementasan wayang kulit. Lakon tersebut, menjadi ungkapan sekaligus harapan berupa pesan khusus bagi semua guru. Yakni, tetap menjalankan profesi sebagai tenaga pendidik yang bertugas dengan tulus mencerdaskan generasi bangsa.

"Suka suka menjalani profesi guru PNS sekaligus dalang, memang harus displin dalam mengatur waktu. Karena karakter itu, juga sudah digambarkan dalam lakon pewayangan berkarakter baik," ujarnya.

Ki Tarto menuturkan, dalam semua penampilannya sebagai dalang ia mengaku selalu meminta izin kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Brebes.

Sumber: