Dapat Suplai dari Bendungan Kuningan, Tempat Pengelolaan Air Minum Segera Dibangun di Pasir Gibug Brebes

Dapat Suplai dari Bendungan Kuningan, Tempat Pengelolaan Air Minum Segera Dibangun di Pasir Gibug Brebes

BENDUNGAN KUNINGAN- Bendungan Kuningan dibangun sebagai upaya memenuhi kebutuhan air dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Kuningan dan Brebes.-Radar Kuningan-

RADAR TEGAL - Pemkab Brebes bersama Pemkab Kuningan tengah membahas kerjasama dalam pengelolaan air di Bendungan Kuningan. Bahkan, kedua pemerintahan tersebut telah bertemu pada, Rabu 11 Oktober 2023 lalu. Dan rencananya, Pemkab Brebes bakal menerima suplai air dari Bendungan Kuningan.

Dalam pertemuan beberapa hari yang lalu, Pemkab Brebes diwakili oleh Sekda Brebes Djoko Gunawan. Dan Pemkab Kuningan diwakili oleh Sekda Kabupaten Kuningan Dian Rachmat Yanuar.

Direktur Tirta Baribis, Agus Isyono saat dihubungi, membenarkan bahwa Kabupaten Brebes akan mendapatkan alokasi distribusi untuk air minum sebesar 200  liter per detik. Sementara Kabupaten Kuningan sendiri mendapatkan alokasi sebesar 100 liter per detik.

"Pemerintah pusat nantinya akan membangun tempat pengelolaan air minum di Daerah Pasir Gibug dan selanjutnya dilakukan pembangunan jaringan pipa untuk di salurkan ke 6 kecamatan yang ada di wilayah barat Brebes," ujarnya.

BACA JUGA:Penuhi Kebutuhan Air Baku, Brebes Dapat Pasokan 200 Liter per Detik dari Bendungan Kuningan

Keenam kecamatan yang nantinya diharapkan bisa mendapatkan distribusi air minum, yakni Kecamatan Banjarharjo, Kersana, Tanjung, Losari, Ketanggungan dan Kecamatan Larangan.

"Rencananya pembangunan jaringan pipa akan mulai dibangun  di tahun 2025 -2026 mendatang secara multiyears melalui APBN," ucapnya.

Sebelumnya, Sekda Brebes Djoko Gunawan mengatakan, dalam pembahasan itu, Pemkab Brebes bakal menerima suplai air sebesar 200 liter per detik. Di mana, suplai air dari Bendungan Kuningan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku di sektor pertanian dan air minum di dua wilayah perbatasan tersebut. 

Lebih lanjut, Djoko menyampaikan kalau pertemuan kedua pemerintah tersebut sebagai penguatan dalam pemanfaatan Bendungan Kuningan. Hal ini diharapkan dapat memberikan solusi yang berkelanjutan dan saling mengungtungkan bagi kedua belah pihak.

BACA JUGA:Debit Air Bendungan Kedungdowo Kramat Semakin Turun, Persawahan di Batang Mulai Kekeringan

"Mekanisme kerja sama yang dibangun diharapkan dapat memberikan solusi yang berkelanjutan dan saling menguntungkan bagi seluruh masyarakat yang ada di dua kabupaten (Brebes dan Kuningan)," ungkapnya.

Apalagi, kata dia, pembangunan Bendungan Kuningan itu sebagai upaya memenuhi kebutuhan air dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Baik di Kabupaten Kuningan maupun masyarakat di Kabupaten Brebes.

"Untuk alokasi air minum, distribusi sebesar 200 liter per detik. Sementara pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) akan ditempatkan di Daerah Pasir Gibug, Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo," jelasnya.

Namun, sebelum nantinya diserahkan kepada masing-masing daerah, dibutuhkan kesepakatan antara Kabupaten Kuningan dan Brebes mengenai pembagian alokasi air minum. Dalam perencanaan awal, memang Kementerian PUPR melalui Balai Besar Cimanuk Cisanggarung telah membagi alokasi air minum menjadi 200 liter per detik untuk Kabupaten Brebes dan 100 liter per detik untuk Kabupaten Kuningan.

BACA JUGA:Misteri Bendungan Katulampa di Bogor, Suara Tangisan dan Penjaga yang Diluar Nalar

"Untuk mengatasi masalah debit air agar tetap stabil saat musim kemarau, juga dibahas rencana pembuatan sodetan dari alur Sungai Cijangkelok yang akan masuk ke Sungai Cikaro. Selain itu, juga dibahas rencana penghijauan dan penanaman pohon di sekitar Bendungan Kuningan," imbuhnya.

Dengan adanya kerja sama antar daerah ini, diharapkan manfaat dari Bendungan Kuningan dapat lebih efektif dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua wilayah, termasuk sektor pertanian.

"Mudah-mudahan pembangunan Bendungan Kuningan bisa bermanfaat bagi masyarakat di wilayah perbatasan," tukasnya. (*)

Sumber: