Sejarah Museum Trowulan dan Koleksi yang Semakin Tua Menjadi Saksi Bisu Peradaban Abad 19

Sejarah Museum Trowulan dan Koleksi yang Semakin Tua Menjadi Saksi Bisu Peradaban Abad 19

Ilustrasi sejarah Museum Trowulan dan koleksi tua yang jadi saksi bisu peradaban abad ke 19.-(Foto: Tangkapan Layar/Twitter/Rafi).-

 

Transformasi ini dilakukan oleh Kanjeng Adipati Ario Kromodjojo Adinegoro, yang menjabat sebagai Bupati Mojokerto, dan arsitek asal Belanda, Henri Maclaine Pont. 

 

Hasil dari perubahan ini adalah peresmian Museum Trowulan pada tahun 1987, yang sekaligus menandai dimulainya operasional museum untuk umum.

 

Dengan luas lahan mencapai 57.625 meter persegi, museum ini mampu menyimpan koleksi yang sebelumnya ada di gudang penyimpanan lama, termasuk arca batu yang telah ada sejak Museum Mojokerto. 

 

Tidak hanya itu, Museum Trowulan juga berhasil mendapatkan status sebagai salah satu Kawasan Warisan Dunia UNESCO, mengukuhkan kedudukannya sebagai harta berharga bagi sejarah dan kebudayaan Indonesia.

 

Menelusuri Koleksi Museum Trowulan

 

Museum Trowulan memiliki koleksi yang kaya dan beragam, yang mencakup berbagai jenis benda bersejarah. 

 

Inilah beberapa kategori utama koleksi yang dapat Anda temukan di museum ini:

 

Sumber: