Hadir di Harber Talk #2, Marco Kusumawijaya Bahas Budaya dan Permasalahan Kota

Hadir di Harber Talk #2, Marco Kusumawijaya Bahas Budaya dan Permasalahan Kota

--

RADAR TEGAL - Bagian Kemahasiswaan, Politeknik Harapan Bersama (Poltek Harber), menggelar diskusi publik, Harber Talk #2. Marco Kusumawijaya hadir membahas budaya dan permasalahan kota.

Kegiatan bertema, “Menata Infrastruktur Kebudayaan dalam Menghadapi Isu Kontemporer” itu berlangsung di Aula Gedung C Poltek Harber, pada Senin, 14 Agustus 2023.

Saat Harber Talk tersebut, Marco Kusumawijaya memaparkan, masalah manusia modern sekarang ini adalah bagaimana menjadi modern dan menemukan kembali akar-akar budaya. Masyarakat perlu mendata dan menghidupkan kembali budaya-budaya setempat supaya memiliki identitas.

“Budaya sebagai rumah yang dapat kita bawa ke mana-mana, karena ketika kita merasa nyaman kita dapat berkreasi," ungkapnya. 

BACA JUGA:Buat Aplikasi Pendeteksi Plat Nomor, Mahasiswa Poltek Harber Jadi Juara Krenova

BACA JUGA:Poltek Harber Jalin Kerja Sama untuk Hasilkan Lulusan yang Unggul

Menurutnya, budaya sebagai kata aktif merupakan kemampuan kita mengolah hal baru, atau yang sudah ada kemudian membuat hal baru. Budaya bukan sekadar mewarisi sesuatu, karena ketika kita hanya mewarisi sesuatu maka hanya mengulang yang sudah ada dan tidak ada nilai inovasi dan pembaharuan. 

"Budaya adalah cara hidup masa kini dan menyelesaikan masalah sekarang,” terang Marco yang pernah menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (2006 - 2010).

Marco menambahkan, warisan budaya yang ada harus digali, atau ditemukan kembali. Itu juga perlu diolah dan dicari terus caranya. 

Kebudayaan juga memiliki makna-makna jadi jangan terjebak bahwa kebudayaan hanya sebagai tontonan.

BACA JUGA:Kereen! Gegara Piawai Menari Mahasiswi Poltek Harber Tegal Bisa Keliling Eropa

BACA JUGA:Ini Likuh! Poltek Harber Resmi Buka Prodi Keperawatan

“Bagaimana memaknai budaya untuk menghadapi kehidupan saat ini. Jika kita mengembangkan sesuatu hanya berdasarkan tampilan luar. Maka nantinya tidak akan ada inovasi. Budaya bukan hanya tontonan tetapi harus jadi tuntunan,” tambahnya dalam Harber Talk tersebut.

“Telah terjadi komodifikasi kebudayaan. Kita bisa kembali pada pengertian budaya secara sederhana yaitu olah budi dan olah daya. Bagaimana urip untuk nguripi. Menjadi persoalan dalam memaknai kebudayaan, ketika budaya dibaca hanya dengan perspektif UNESCO bukannya Nusantara,” kata Dewan Pengarah Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Tegal Teguh Puji Harsono yang juga hadir dalam Harber Talk.

Sementara itu, Pemerhati Perkotaan Abdullah Sungkar menuturkan, terdapat tiga desain Kota yaitu city of code, city of walks, city of machine.

“Namun, akhir-akhir ini, hanya ada satu nalar di balik pembangunan kota, yaitu nalar ekonomi. Kota menjadi bagian dari hunian kita semua. Bagaimana reasoning kita dalam membangun kota kecil, sehingga tidak mudah latah dalam membangun kota,” kata Abdullah Sungkar. ***

Sumber: