Di Hulu dan Hilir Sungai Serayu Ada 'Sosok' Semarnya, Warga Percaya Itu Tanda Suci Bukan Sekadar Aliran Air

Di Hulu dan Hilir Sungai Serayu Ada 'Sosok' Semarnya, Warga Percaya Itu Tanda Suci Bukan Sekadar Aliran Air

Candi Semar di hulu Sungai Serayu, Pegunungan Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, merupakan salah satu simbol kesucian aliran sungai terpanjang di eks Karesidenan Banyumas itu.-foto: visit banjarnegara kabupaten banjarnegara-

Anggapan bahwa Sungai Serayu merupakan aliran yang suci membuat masyarakat di sekitar daerah aliran sungainya rutin melakukan tradisi sedekah bumi. Tradisi itu sebagai ungkapan rasa syukur atas cinta kasih Allah SWT berwujud air.

Selain itu juga kehidupan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa melalui aliran sungai tersebut. Buktinya alirannya tidak hanya berguna bagi petani, tapi juga untuk menjaga kelangsungan hidup warga dan masyarakat lainnya.

BACA JUGA:Terbentukya Aliran Sungai Serayu Antara Bekas Pipis Bima dengan Perjalanan Spiritual Sunan Kalijaga yang Sakti

Sungai Serayu menjadi salah satu sungai yang mempunyai sejumlah mitos dan legenda pembentukannya. Apaklagi dari hulu sampai ke hilir, sungai ini merupakan urat nadi dan sumber kehidupan warga.  

Mitos penamaan sungai

Dari berbagai cerita yang berkembang di sekitar warga dan masyarakat setempat, Serayu berasal dari dua kata bahasa Jawa. Yakni sira (Anda) atau sirah (kepala) dan ayu (cantik).

Sehingga nama Serayu memiliki makna ‘Anda yang berparas cantik’ atau ‘kepala dengan wajah yang cantik’. Konon cerita yang melatarbelakangi penamaannya ada dua versi.

Yang pertama adalah kisah Bima yang berhasil meangalahkan raksasa yang tengah mengamuk di Desa Eacara, Bakasura. Bima berhasil mengalahkannya dengan menggunakan, gada rujakpalanya.

BACA JUGA:Mitos Sungai Serayu dan Kagetnya Sunan Kalijaga Saat Melihat Kepala Wanita Cantik di Tengah Sungai

Usai berhasil mengalahkan Bakasura, di aliran Sungai Serayu yang konon terbuat dari air kencingnya terdengar suara gemericik air. Ternyata Bima melihat, Dewi Drupadi sedang mencuci baju.

Bima alias Werkudara langsung terpesona dan mengucap “Sira ayu” atau yang berarti “Kamu cantik.” Dewi Drupadi yang kaget dan terkejut, langsung bermaksud pergi.

Tetapi karena gugup, Dewi Drupadi malah terjatuh ke aliran sungai. Konon Bima terlambat menyelamatkan Dewi Drupadi, sehingga dia pun tidak bisa terselamatkan jiwanya.

Demikian informasi tentang mitos yang ada di hulu dan hilir Sungai Serayu. Yakni sungai terpanjang dan terbesar di eks Karesidenan Banyumas, yang dianggap sebagaian masyarakat sebagai sungai suci. (*)

 

Sumber: