Jalang Perayaan, Ini Fakta Menarik Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Jalang Perayaan, Ini Fakta Menarik Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Fakta HUT RI--

Tanpa musik, tanpa protokol khusus, bahkan tiang bendera untuk mengibarkan bendera Merah Putih pun hanya dibuat dari batang bambu.

Tidak hanya itu, mikrofon yang digunakan Bung Karno saat membacakan teks proklamasi ternyata dicuri dari stasiun radio milik Jepang.

4. Naskah Proklamasi Asli Sempat Dibuang ke Tong Sampah

Naskah teks proklamasi asli (klad) yang ditulis tangan oleh Soekarno rupanya tidak disimpan oleh pemerintah Indonesia, melainkan dibuang ke tong sampah di kediaman Laksamana Maeda.

Naskah asli teks proklamasi itu ditemukan oleh seorang wartawan asal Aceh bernama B.M Diah. Ia menyimpannya selama hampir 47 tahun. Hingga pada 29 Mei 1992, teks proklamasi itu ia serahkan kepada negara.

Sampai hari ini, naskah teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia asli yang ditulis tangan Ir. Soekarno itu tersimpan rapi di Arsip Nasional Republik Indonesia.

5. Dokumentasi Proklamasi Hampir Disita Jepang

Sama halnya dengan naskah proklamasi, dokumentasi prosesi proklamasi juga tidak disimpan dengan baik.

Beruntung, seorang pemuda bernama Frans Mendoer berhasil menyelamatkan dokumentasi itu. Ia lalu menanamnya di sebuah pohon di kantor Harian Asia Raja.

Tak lama berselang, Tentara Jepang sempat meminta negatif film dokumentasi proklamasi tersebut. Tapi Frans berkata tidak memiliki dokumentasi itu.

6. Bendera Merah Putih Dibuat dari Kain Sprei Putih

Pengibaran bendera Merah Putih pertama kali dilaksanakan di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56. 

Istri Bung Karno, Fatmawati adalah sosok yang berjasa menjahit bendera Merah Putih saat itu. Namun, ukuran bendera itu terlalu kecil yaitu hanya 50 centimeter. 

Alhasil, Fatmawati mengambil kain sprei berwarna putih di dalam lemarinya. Sementara pemuda Indonesia bernama Lukas Kastaryo diminta mencari kain merah yang dibeli dari seorang penjual soto.

Dan terjahitlah bendera Merah Putih berukuran besar. Fatmawati menjahit bendera besar tersebut di ruang makan dengan kondisi fisik hamil besar.

Sumber: