Menelusuri Legenda dan Asal Usul Sungai Serayu, Terbuat dari Air Seni Werkudara?

Menelusuri Legenda dan Asal Usul Sungai Serayu, Terbuat dari Air Seni Werkudara?

Sungai Serayu--

RADAR TEGAL – Sungai Serayu merupakan sungai terpenting yang salah satunya melewati Kabupaten Banjarnegara. Berikut legenda dan asal-usul sungai serayu.

Konon katanya, pada zaman dahulu kala terdapat  sebuah kerajaan yang  dipmpin oleh Prabu Dewanata yang mempunyai dua orang istri.

Pernikahannya dengan Dwi Kuthi ini membuahkan lima orang putra yang masyarakat kenal  sebagai Pandawa Lima. Melansir dari Stroy Cilacap berikut penjelasannya.

Pada suatu hari, Pandama Lima mendapatkan tugas dari sang Ayang yakni untuk membangun sebuah candi pemujaan di Dataran Tinggi Dieng.

Puntadewa, Werkudara, Janaka, Nakula,  dan Sadewa pun mengiyakan titah dari Ayahnya.

Meskipun mereka tau bahwa perjalananya akan sangat berat, Mereka tetap berangkat dengan penuh semangat.

Dengan persiapan yang matang, Mereka sudah mengantisipasi jalanan yang licin,  medan yang terjal, hingga hutan belantara yang ganas.

Hingga di tengah perjalanan, Werkudara seperti gugup menahan sesuatu.

Nah, sebelum sempat ditanya oleh saudara-saudranya, Ia langsung berlari ke arah semak-semak dan berdiri di balik pohon.

Hingga sekembalinya Ia ke rombongan, Werkudara bercerita bahwa Ia sudah merasa lega.

Ternyata, Werkudara hanya ingin membuang air kecil. Namun karena mempunyai badan terbesar dan terkuat apabila dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, air seni Werkudara pun menjelma menjadi aliran sungai yang begitu deras.

BACA JUGA: Mitos Sungai Serayu dan Kagetnya Sunan Kalijaga Saat Melihat Kepala Wanita Cantik di Tengah Sungai

Melawan Raksasa Bakasura

Hingga sampai di sebuah desa bernama Desa Ekacara. Anehnya, desa tersebut terlihat suram, berantakan, dan sepi seperti baru saja terkena bencana besar.

Puntadewa sebagai kakak tertua pun mencoba mencari warga desa yang masih tersisa.

Setelah beberapa kali mengetuk rumah tanpa hasil, akhirnya ada juga yang menjawab ketukannya tersebut.

Mereka bertemu dengan seorang pria yang kemudian mempersilakan Pandawa lima masuk.

Pria tersebut bercerita bahwa terdapat raksasa bernama Bakasura yang mengamuk dan memakan para penduduk desa.

Hal tersebut terjadi karena Bakasura tidak diberi persembahan lembu betina saat penduduk sedang mengadakan pesta.

Namun, belum sempat celesai tiba-tiba Bakasura kembali datang.

Werkudara yang paling kuat dan paling tidak sabaran tiba-tiba langsung menemuinya untuk diajak berduel.

Dengan bantuan gada sakti rujakpala miliknya, Werkudara pun berhasil mengealahkan raksasa yang jahat tersebut.

Asal Muasal Nama Sungai Serayu

Setelah pertarungan yang hebat tersebut, Desa Ekacara pun kembali damai.

Pandawa Lima akhirnya memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan melewati aliran sungai yang dibuat dari air seni Werkudara.

Namun, ketika sedang beristirahat. Tiba-tiba Werkudara mendengar suara kecipak air sungai.

Ternyata, terdapat Dewi Drupadi sedang mencuci baju di dekat mereka.

Werkudara yang baru pertama kali melihat kecantikan Dewi Drupadi pun terpesona. Dia tanpa sadar mengucap “sira ayu” yang berarti "kamu cantik".

Dewi Drupadi terkejut dengan suara dari laki-laki yang tidak dia kenal. Dia pun berusaha untuk berenang menjauhi Werkudara.

Sayangnya, karena panik dan terburu-buru, dia justru tenggelam. Meski Werkudara sudah berusaha untuk menolongnya, namun sayangnya perempuan tersebut tidak dapat diselamatkan.

BACA JUGA: Keindahan Alami Goa Sarabdak dan Goa Selirang Baturaden: Mitos, Lokasi, dan Harga Tiket

Semenjak kejadian itulah, sungai tersebut dinamai Sungai Serayu. Nama ini diambil dari ucapan Werkudara "sira ayu" yang sebenarnya diperuntukkan bagi perempuan yang ia kagumi, namun justru kemudian tenggelam.

Sungai Serayu sendiri adalah sungai yang sangat penting karena melintasi lima kabupaten, yaitu Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap. Di kabupaten yang disebut terakhir, Serayu bermuara di Samudra Hindia.

Demikian ulasan mengenai legenda dan asal-usul sungai serayu. Semoga bermanfaat.***

Sumber: