Kisah Pelarian Raden Wirodanu dan Pangeran Pekik dari Kejaran Belanda, Ini Nama Desa Peninggalannya
Ilustrasi kisah pelarian Raden Wirodanu dan Pangeran Pekik dari kejaran Belanda.-(Foto: Tangkapan Layar/Pixabay).-
Namun, cinta ini adalah bunga yang takkan pernah mekar, seolah-olah ditiup oleh angin keras penolakan.
Raden Wirodanu tak berpikir putri Rantan Sari sebagai manusia biasa, tapi sebagai entitas magis. Penolakan ini membuat Putri Rantan Sari hancur, merasakan luka dalam yang menganga dalam keheningan.
Namun, keputusasaan tak menghalangi tekadnya. Putri Rantan Sari memilih menjalani ritual topo kungkum di Sungai Brancah, seperti kisah dalam dongeng.
Tempat ini, yang kini dikenal sebagai "Dukuh Gembyang," adalah tanah legenda di bawah Kecamatan Sragi.
Di sinilah penolakan tragis itu berlangsung, dan legenda berbicara bahwa siapa pun yang melewati sungai ini, akan menaruh hati pada kecantikan yang memukau.
Namun, perjalanan tak berhenti di situ. Raden Wirodanu dan Pangeran Pekik memutuskan untuk terus menjelajah. Mereka mencapai "Alas Rowo Rengginang," hutan angker yang penuh dengan misteri.
Legenda menyebutnya sebagai tempat "jalmo teko jalmo mati," tempat di mana kematian menanti siapa pun yang mendekatinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: