5 Fakta Unik Dibalik Pembacaan Teks Proklamasi yang Jarang Diketahui, Soekarno Sakit Malaria

 5 Fakta Unik Dibalik Pembacaan Teks Proklamasi yang Jarang Diketahui, Soekarno Sakit Malaria

pembacaan teks proklamasi--

RADAR TEGAL - Momen pembacaan teks proklamasi merupakan pristiwa bersejarah bagi rakyat Indonesia. Pasalnya, peristiwa ini merupakan tonggak sejarah berdirinya suatu negara.

Rupanya dibalik peristiwa pembacaan teks proklamasi terdapat fakta menarik yang perlu dikulik. Fakta-fakta berikut ini jarang diketahui oleh masyarakat indonesia.

1. Sejarah Bendera Merah Putih

Pernahkah kamu mendengar informasi tentang kain bendera merah putih yang katanya terbuat dari kain seprai dan kain tenda warung soto? 

Faktanya dilansir dari buku Fatmawati, Catatan Kecil Bersama Bung Karno, Volume 1 (1978), beliau menjelaskan bahwa kain untuk Bendera Pusaka tersebut ia dapat dari pemberian Chairul Basri, seorang perwira Jepang.

Kain itu diperoleh dari sebuah gudang Jepang yang berada di daerah Pintu Air Jakarta Pusat, di depan bioskop Capitol. Kemudian, Chairul diminta untuk mengambil kain itu dan memberikannya ke Fatmawati.

2. Arti Tahun ‘05 dalam Teks Proklamasi

Jika membaca secara seksama tahun yang tertulis pada kedua teks Proklamasi yaitu tahun ‘05’. Lalu apakah Sayuti Melik salah ketik?

Faktanya pada tahun 1945, Indonesia berada di bawah kependudukan Jepang. Saat itu, Indonesia menggunakan kalender Kaisar Jimmu (kalender Jepang).

Nah, tahun 1 kalender Kaisar Jimmu lebih awal 660 tahun daripada Masehi (kalender Gregorian). Sehingga tahun Jepang berdasarkan kalender Kaisar Jimmu dihitung dengan menambahkan 660 pada angka tahun Masehi.

Tahun 1945 kalender Gregorian sama dengan tahun 2605. Jadi, tahun ‘05 yang tertulis di teks proklamasi merupakan kependekan dari angka ‘tahun 2605’.

BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Surabaya: 12 Tempat Bersejarah yang Menarik untuk Dijelajahi

3. Rekaman Suara Pembacaan Teks Proklamasi

Pernahkah kamu mendengar rekaman suara saat Soekarno membacakan Teks Proklamasi? Faktanya rekaman itu merupakan rekaman langsung lho.

Pada saat itu, teknologi di Indonesia belum secanggih saat ini, jadi belum bisa mengambil video atau rekaman suara. Lalu bagaimana cara merekamnya?

Faktanya, rekaman suara asli Presiden Soekarno yang membacakan teks proklamasi merupakan suara yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia (RRI). Perekaman suara tersebut disarankan oleh Jusuf Ronodipuro, salah satu pendiri RRI.

4. Presiden Soekarno sedang Sakit saat Pembacaan Teks Proklamasi

Pada saat itu, Soekarno terkena gejala Malaria Tertiana yang mengakibatkan suhu badannya tinggi. Ia sempat mengeluh, “pating greges” (badan linu karena demam) kepada dokter pribadinya ketika dibangunkan.

Sumber: