Menelisik Lebih Dalam Sejarah Pembangunan Waduk Malahayu Brebes, Peninggalan Pemerintahan Belanda?

Menelisik Lebih Dalam Sejarah Pembangunan Waduk Malahayu Brebes, Peninggalan Pemerintahan Belanda?

Waduk Malahayu Brebes--

RADARTEGAL.DISWAY.ID  - Waduk Malahayu merupakan sebuah waduk yang dibangun dekat dengan perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang kini sudah menjadi obyek wisata. Berikut sejarah pembangunan waduk Malahayu Brebes.

Sama halnya dengan beberapa waduk yang terdapat di Indonesia,Waduk Malahayu ini memiliki fungsi utama yakni sebagai sarana irigasi.

Namun, waduk ini juga merupakan salah satu tempat yang cukup asik untuk Anda berlibur atau sekadar menenangkan pikiran. Melansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan lebih lanjut mengenai Waduk Malahayu.

BACA JUGA: Kental Dengan Kisah Mistis dan Kemisteriusannya, Sebenarnya Ada Apa Dengan Waduk Malahayu Brebes?

Sejarah Pembangunan Waduk Malahayu Brebes

Pada awalnya, waduk ini telah menggenangi sebagian wilayah di Desa Malahayu, Cipajang, dan Penanggapan.

Karena adanya pendangkalan, kini secara umum waduk ini hanya menggenangi sebagian wilayah Desa Malahayu yang juga menjadi lokasi bendungan utamanya.

Dikatahui, waduk ini berjarak kurang lebih 6 Km dari pusat Kecamatan Banjarharjo atau 17 Km dari Kecamatan Tanjung.

Waduk Malahayu ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda mulai bulan Desember 1933 sampai bulan Mei 1937.

Kemudian diresmikan pada tanggal 19 Mei 1938. Tujuan pembuatan waduk  ini yakni untuk menampung air dari Sungai Kebuyutan yang mempunyai daerah aliran  sungai dengan luas 63 Km beseerta anak-anak sungainya meliputi; sungai Cimandala, Pabogohan, dan Ciomas.

Kini Waduk Malahayu juga dijadikan sebagai objek wisata yang memiliki beragam fasilitas berupa sarana permainan anak, kolam renang untuk anak-anak, perahu pesisir, becak air, perahu duyung, dan penggung terbuka yang biasanya digunakan untuk acara-acara tertentu.

Wisata Waduk Malahyu sendiri merupakan wisata keluarga yang menyuguhkan panorama pegunungan serta hamparan hutan jati yang indah.

Dengan pemandangan alamnya yang indah dan suasa yang menyenangkan membuat wisata yang satu ini kerap  dijadikan sebagai lokasi bumi perkemahan.

Tidak hanya itu, waduk ini juga rutin mengadakan Pekan Wisata dengan menampilkan pentas orkes dangdut sebagai hiburan pada saat hari  Raya Idul Fitri tiba.

Masyarakat sekitar juga sering melaksanakan Sedekah waduk pada saat hari raya tersebut.  Adapun fasilitas lainnya yang terdapat pada objek wisata ini yakni berupa kamar mandi, WC, warung, dan tempat parkir yang luas.

BACA JUGA: Beragam Mitos dan Kisah Mistis di Purworejo, Ada Apa dengan Ahad Wage?

Di tengah-tengah Waduk terdapat sebuah daratan kecil yang dulunya lumayan lebih luas daripada sekarang. Warga sekitar sering menyebutnya sebagai Nusa.

Pemandangan perbukitan hijau di sekitar Waduk Malahayu ini akan membuat mata siapa saja menjadi teduh ditambah dengan sepoi-sepoi angin yang menerpa wajah.

Untuk bisa menuju bagian tepi Waduk Malahayu ini, Anda perlu menaikan tangga waduk atau sebuah tanggul terlebih dahulu.

Adapun pemandangan yang pertama kali nampak pada  saat menaiki tangga tanggul yakni sebuah pintu pembangunan air waduk di sebelah kanan.

Pintu pembuangan air tersebut dibuka pada saat kapasita airnya telah penuh.

Hal tersebut biasanya terjadi pada saat musim hujan tiba.

Banyaknya pohon-pohon yang tumbuh tinggi dan lebat menjadikan suasana di tepian Waduk Malahayu menjadi lebih indah dan tentram.

Selain itu, udara di area terseut pun lebih sejuk. Namun, seperti halnya waduk-waduk  lain yang ada di Indonesia. Waduk Malahayu ini juga memiliki legenda.

Legenda yang terdapat di  Waduk Malahayu ini yakni mengenai makhluk astral yang berupa reptil “ular untung” hingga saat ini warga sekitar pun masih mempercayai ular tersebut yang diyakni menjaga Waduk Malahayu.

Warga sekitar yang mayoritas penghidupannya bergantung pada waduk tersebut diketahui sangat percaya bahwa ular tersbeut memang benar-benar ada.

Terdapat juga sebuah mitos dari masyarakat mengenai waduk tersebut yakni bahwa pasangan pengantin baru yang berkunjung kesana diwajibkan untuk membasuh muka dengan air Waduk Malahayu.

Kono, dengan membasuh muka di lokasi tersebut, pasangan tersebut nantinya akan langgeng dalam mengaruungi rumah tangga mereka.

Adapun untuk tiket masuk waduk ini yakni sekitar Rp5 ribu untuk kendaraan bermotor, sedangkan mobil Rp10 ribu.

Demikian ulasan mengenai sejarah pembangunan Waduk Malahayu Brebes. Semoga bermanfaat.***

Sumber: