Mitos Gili Tugel di Tegal, Lokasi Pembantaian Ribuan Pekerja Rodi Pembuat Jalan Anyer-Panarukan oleh Belanda

Mitos Gili Tugel di Tegal, Lokasi Pembantaian Ribuan Pekerja Rodi Pembuat Jalan Anyer-Panarukan oleh Belanda

Pertigaan Gili Tugel di Kota Tegal, erat kaitannya dengan mitos Gili Tugel di Tegal, tentang kelicikan dan kebiadaban kompeni Belanda. -foto: zuhlifar arrisandy/radartegal.disway.id-

Jalan itu dapat memotong waktu tempuh antara Surabaya-Batavia yang sebelumnya 40 hari, menjadi hanya 7 hari. Ini sangat bermanfaat bagi pengiriman surat, oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas pos.

Ironisnya dalam pembuatan jalan sepanjang itu, justru menimbulkan banyak korban jiwa rakyat pribumi akibat kerja rodi. Tak terkecuali dengan warga dan masyarakat Tegal, yang tanahnya dilalui proyek pembuatan jalan tersebut. 

Saat mitos Gili Tugel di Tegal ini berawal, Kabupaten Tegal dipimpin Raden Mas Tumenggung Panji Haji Cokronegoro. Setiap harinya, bupati dibuat repot oleh Belanda karena harus menyediakan 1.000 orang untuk menjalani kerja paksa alias rodi tanpa dibayar sesen pun.

Keprihatinan sang bupati

Sang Bupati pun sangat prihatin dan sedih, karena rakyat yang dianggap Belanda kurang patuh saat menjankan kerja rodi, mendapatkan hukum pancung. Hampir setiap hari, Bupati Tegal menyaksikan peristiwa yang menyedihkan itu.

Tempat pelaksanaan hukuman pancung bagi yang menentang kerja rodi, terjadi di sebuah pertigaan jalan itu. Sejak itulah , warga dan masyakat Tegal menamakan jalan tersebut dengan Gili Tugel.

Dalam bahasa Tegal, Gili berarti jalan, sementara Tugel artinya putus. Barangkali karena saat pembangunan Gili Tugel mengakibatkan banyaknya gulu (leher) yang tugel (putus).

Sampai sekarang jalan itu masih dikenal dengan sebutan Gili Tugel. Demikian mitor Gili Tugel di Tegal, versi lain yang masih menjadi legenda dan sejarah terbentuknya Kota Tegal.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: