Memakan 6 Korban, Ini Kisah dan Mitos Keris Sakti Mpu Gandring

Memakan 6 Korban, Ini Kisah dan Mitos Keris Sakti Mpu Gandring

Mitos keris mpu gandring-indonesianfolkstales.com-

RADAR TEGAL -   Salah satu keris yang sangat melegenda di Jawa adalah keris Mpu Gandring. Keris ini dipercaya memiliki kesaktian, karena dibuat khusus oleh Mpu Gandring yang termahsyur. 

 

Keris Mpu Gandring juga terkenal dengan kisah Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk menikahi Ken Dedes dan menjadi penguasa Tumapel. Keris ini juga memakan sebanyak 6 korban. 

 

Inilah ulasan dari kisah keagungan keris Mpu Gandring dan berbagai mitosnya

 

Tercatat dalam Serat Pararaton 

Pararaton merupakan catatan berisi raja-raja Jawa, terutama Kerajaan Singasari dan Majapahit yang menguasai wilayah Jawa Timur. Asal muasal keris Mpu Gandring juga tercatat dalam literatur Jawa kuno ini. 

 

Saat membahas keris sakti ini maka akan selalu berkaitan dengan Ken Angrok, atau yang juga dikenal sebagai Ken Arok. 

 

Ken Angrok dilahirkan oleh wanita bernama Ken Endog. Ia tidak memiliki ayah, namun untuk menutupi aibnya, Ken Endog mengatakan bahwa bayinya adalah titisan siwa. 

 

Karena malu tidak terlahir dengan ayah, Ken Endog meninggalkan anaknya di sebuah tepi sungai atau kuburan. Selanjutnya, bayi Ken Angrok dijumpai oleh Bango Samparan, seorang bandit yang mengadopsi dan merawat Ken Angrok. 

BACA JUGA:Mitos Pulau Jawa Akan Terbelah Dua Jika Gunung Slamet Meletus, Begini Kata Ramalan Jayabaya

Ken Angrok tumbuh menjadi lelaki yang gemar mencuri dan berjudi. Ia juga digambarkan sebagai orang yang senang bersosialisasi. Pada suatu hari, pendeta bernama Dang Hyang Lohgawe menyarankan Ken Arok untuk bekerja di Tumapel. 

 

Lohgawe akan mengusulkan Ken Arok bekerja dengan Tunggul Ametung, dan tak lama kemudian ia menjadi tangan kanan penguasa Tumapel tersebut. 

 

Dikisahkan bahwa Tunggul Ametung memiliki istri yang sangat cantik bernama Ken Dedes, keturunan pertapa Buddha, Mpu Purwa. Suatu hari, saat ia dan suaminya ingin turun dari kereta, kain yang dikenakan Ken Dedes tersingkap. 

 

Ken Arok yang saat itu sedang memandu tidak sengaja melihat betis Ken Dedes yang bersinar. Hal ini membuat Ken Arok langsung jatuh cinta dengan Ken Dedes. 

 

Setelah kejadian itu, Ken Arok terus kepikiran untuk mempersunting Ken Dedes hingga muncul cara satu-satunya yang dapat dilakukan adalah membunuh Tunggul Ametung. 

 

Ken Arok juga percaya dengan ramalan Lohgawe bahwa Ken Dedes akan melahirkan raja-raja Jawa. Karena ini pula keinginannya untuk mempersunting Ken Dedes semakin bergejolak. 

 

Ken Arok akhirnya menemui ayah tirinya dan memaparkan rencana untuk membunuh Tunggul Ametung. Bango Samparan memberi restu dan memberikan saran untuk menemui seorang pandai besi yang mampu membuat keris bertuah bernama Mpu Gandring. 

 

Berangkatlah ia ke Lulumbang untuk menemui Mpu Gandring dan meminta untuk dibuatkan keris yang bisa selesai dalam waktu lima bulan. 

 

Hal itu ditolak oleh Mpu Gandring sebab untuk membuat keris yang sakti membutuhkan waktu setahun. Namun, Ken Arok memaksa untuk membuat keris tersebut sesuai dengan tenggat waktunya. 

 

Singkat cerita, Ken Arok datang lagi untuk mengambil keris pesanannya, tetapi keris tersebut masih kasar. Akibat ketidak sabarannya, Ken arok mengambil keris tersebut dan memasukkannya ke Mpu Gandring. 

 

Dalam sekaratnya, Mpu Gandring menyumpahi Ken Arok bahwa tujuh orang raja akan mati karena keris ini.

BACA JUGA:Misteri dan Mitos Malam Satu Suro: Malam Sakral Penuh Angker dengan Sejuta Cerita Mistis

Keris yang memakan 6 korban 

Keris Mpu Gandring juga mengisahkan pertarungan berdarah yang mengiringi berdirinya Kerajaan singasari oleh Ken Arok. Berikut para korbannya. 

  • Mpu Gandring

Mpu Gandring sang pencipta keris juga ikut menjadi korban. Ia ditusuk keris buatannya sendiri oleh Ken Arok yang tidak sabar merebut saat keris sakti ini masih dalam proses gerinda. 

  • Tunggul Ametung 

Ken Arok di Tumapel berkawan dengan Kebo Ijo, orang terdekat Tunggul Ametung. Ken Arok berhasil membuat Kebo Ijo tertarik dengan keris miliknya, dan ia meminjamkannya

 

Kebo Ijo senang memamerkan keris tersebut ke khalayak ramai. Hingga suatu hari Ken Arok menyelinap untuk mengambil keris tersebut tanpa Kebo Ijo ketahui. 

 

Pada malam itu juga Tunggul Ametung yang sedang tertidur berhasil ditikam dengan keris oleh Ken Arok, dan seketika mati. 

  • Kebo Ijo

Masyarakat Tumapel yang menjadi saksi bahwa Kebo Ijo memiliki keris, ditetapkan sebagai pembunuh Tunggul Ametung. Para warga membunuh dan mengeroyok Kebo Ijo dengan keris Mpu Gandring. 

 

Hal ini membuat Ken Arok bebas dari tuduhan, tetapi tidak dengan kutukan Mpu Gandring. Anaknya Kebo Ijo bernama Kebo Randi yang masih kecil meratapi kematian ayahnya, lalu karena merasa terharu Ken Arok mengangkatnya sebagai abdi. 

 

  • Ken Angrok 

Saat Ken Arok menikah dengan Ken Dedes, ia hamil anak Tunggul Ametung yang akan dinamai Anusapati. Dari pernikahan Ken Arok dan Ken Dedes, terdapat empat anak, Mahisa Wunga Teleng, Panji Saprang, Agni Bhaya, dan Dewi Rimbu. 

 

Ken Dedes merahasiakan kematian suaminya dari Anusapati. Namun, saat anaknya besar ia mengetahui karena Ken Arok memperlakukannya berbeda dari saudaranya yang lain. Terutama, anak tertua yang dianggap bukan dirinya, melainkan Mahisa Wunga Teleng. 

 

Akhirnya Anusapati menyuruh Ki Pengalasan untuk membunuh Ken Angrok. Rencana tersebut berhasil dan terjadi di tahun 1227 versi Negarakertagama. 

 

  • Ki Pengalasan 

Sesudah menyelesaikan rencana dari Anusapati, Ki Pengalasan langsung melapor dan mendapatkan hadiah. Namun, karena ketakutan Ki Pengalasan akan berkhianat, anusapati membunuh suruhannya sendiri. 

BACA JUGA:3 Mitos Siluman Ular, Sosok Penunggu Waduk Malahayu yang Ekornya Buntung

 

  • Anusapati

Setelah Ken Arok meninggal, Anusapati yang menggantikan posisi raja Singasari. Ia juga selalu waspada dengan bilik tidurnya dan hanya boleh dikelilingi orang-orang kepercayaan. 

 

Panji Tohjaya, anak dari Ken Arok dan Ken Umang mengetahui bahwa yang membunuh ayahnya adalah suruhan dari Anusapati. Lalu ia menyusun rencana yang menjebak dengan mengajak Anusapati menonton sabung ayam. 

 

Saat Anusapati menikmati menyabung ayam, Tohjaya berhasil menukar keris Mpu Gandring dengan keris lainnya. Selanjutnya Tohjaya membunuh Anusapati dengan keris tersebut. 

 

  • Tohjaya 

Kematian Tohjaya bukan karena ditusuk oleh keris Mpu Gandring, melainkan terjadi pemberontakan oleh Rangga Wuni, anak Anusapati. 

 

Rangga Wuni memiliki dendam atas kematian ayahnya, lalu ia bersekutu dengan Mahisa Cempaka yang tidak terima tahta Singasari dijabat Tohjaya. 

 

Dikisahkan Tohjaya melarikan diri, tetapi karena banyak luka saat bertempur, ia akhirnya meninggal dunia dalam pelariannya. 

 

Tohjaya menjadi kutukan terakhir Mpu Gandring. Selanjutnya kerajaan Singasari dan Kediri bersatu dipimpin oleh Rangga Wuni. Mahisa Cempaka turut memerintah bersama. 

 

Mitos keberadaan keris Mpu Gandring 

Keberadaan keris Mpu Gandring masih menjadi misteri hingga hari ini . Sebagian kisah menganggap bahwa setelah kematian Tohjaya, keris ini dibuang ke Laut Jawa dan berubah menjadi naga. 

 

Versi cerita lain mengungkapkan bahwa keris Mpu Gandring hilang secara misterius, atau jatuh kepada orang penting dalam pemerintahan. 

 

Terdapat juga versi lain yang mengatakan bahwa keris ini ditanam di Candi Anusapati atau Candi Trampil di Tumpang, Malang, Jawa Timur. 

BACA JUGA:Mitos Hewan Penanda Kehadiran Makhluk Halus, Benar atau Tidak? Simak 7 Binatang Ini

Itulah kisah dan mitos keris Mpu Gandring yang memiliki kekuatan. Keris ini hingga hari dianggap sebagai pusaka.***

Sumber: https://www.fappin.com/cerita-kisah-sejarah-keris-empu-gandring-dan-pedang-naga-puspa/