Mengenang Perjuangan Indonesia dalam Operasi Trikora, Upaya Pembebasan Irian Barat dari Belanda

Mengenang Perjuangan Indonesia dalam Operasi Trikora, Upaya Pembebasan Irian Barat dari Belanda

operasi trikora--

RADAR TEGAL - Salah satu operasi militer yang melegenda ini menjadi pembuktian kuatnya militer Indonesia di mata dunia. Operasi tersebut merupakan operasi trikora atau Tri Komando Rakyat.

Operasi trikora menjadi operasi militer yang melegenda untuk Indonesia. Operasi ini merupakan perjalanan panjang dalam upaya mengembalikan Irian Barat ke wilayah Republik Indonesia.

Sebelum menjalankan operasi ini, Indonesia sendiri mengambil berbagai langkah diplomasi, termasuk membawanya ke forum PBB dan melakukan pendekatan dengan Negara-negara Asia Afrika.

Sayangnya, Belanda tak kunjung menunjukan itikad baik untuk menyelesaikan masalah. Justru, mereka meningkatkan kekuatan militernya dengan mengirimkan Kapal Induk Karel Doorman ke Irian Barat.

Hal tersebutlah yang menjadi salah satu latar belakang Indonesia mengambil langlah tegas yaitu operasi trikora.

BACA JUGA:Orang Jawa di Kaledonia Baru: Warisan Budaya Indonesia yang Tetap Dijaga dengan Cinta

Pembuktian Kuatnya Militer Indonesia di Mata Dunia

Alkhirnya pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Trikora atau Tri Komando Rakyat. Isinya yaitu sebagai berikut:

  • Menggagalkan rencana Belanda untuk mendirikan sebuah negara boneka Papua.
  • Mengibarkan Bendera Merah Putih di Irian Barat sebagai bagian dari wilayah Indonesia yang sah.
  • Mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki bangsa Indonesia untuk berjuang sampai titik darah yang penghabisan.

Salah satu langkah yang dilakukan sebagai pelaksanaan Trikora adalah dengan membentuk Komando Operasi yang bernama Komando Mandala pembebasan Irian Barat.

Dalam Komando Mandala, Mayjen TNI Soeharto didaulat menjadi panglima. Tugasnya adalah mempersiapkan, merancang, dan melaksanakan operasi militer untuk menggabungkan kembali Papua Barat dengan Indonesia.

Komando Mandala membuat strategi pembebasan Irian Barat menjadi tiga fase, yaitu Infiltrasi, Eksploitasi, dan Konsolidasi. Sebelum pelaksanaan operasi hari H, sempat terjadi gencatan senjata.

BACA JUGA:Janggal, Naskah Kamus Sejarah Indonesia Diprotes Keras, Nama KH Hasyim Asyari Hilang!

Pada 15 Januari 1962, terlihat dua pesawat Belanda yang terbang melintasi formasi patroli ALRI. Akhirnya, pertempuran pun pecah dan menenggelamkan KRI Macan Tutul serta gugurnya Komodor Yos Sudarso.

Distrik Ilaga Setelah melalui pertempuran panjang, pada 15 Agustus 1962 ditandatangani sebuah perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda yang dikenal sebagai ‘Perjanjian New York’ dan disaksikan langsung oleh Sekjen PBB U Thant.

Adapun isi perjanjian tersebut adalah Belanda menyerahkan kekuasaannya atas Irian Barat kepada Badan Pemerintahan Sementara PBB, yaitu UNTEA. Nantinya, UNTEA sendiri akan menyerahkan kekuasaan kepada Indonesia.

Sumber: