Fakta Unik Suku Tengger Di Desa Ngadas Malang, Ada Tradisi Pawonan Jamu Tamu Di Dapur
Tradisi pawonan suku Tengger Desa Ngadas-kaskus.id-
RADARTEGAL.DISWAY.ID-Desa Ngadas berada Kecamatan Poncokusumo diujung paling timur berbatasan langsung Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sebagai suku Tengger satu-satunya diwilayah Kabupaten Malang memiliki tradisi yang khas.Berikut fakta unik suku Tengger di Desa Ngadas Malang berhasil radartegal.disway.id rangkum dari berbagai sumber
Tradisi Pawonan Sambut Tamu
Salah satu fakta unik suku Tengger di Desa Ngadas Malang adalah tradisi pawonan yang biasa masyarakat Tengger dalam menyambut tamu. Pada umumnya ketika tamu datang menjamu di ruang tamu, tetapi hal itu berbeda suku Tengger di Desa Ngadas.
Mereka memiliki kebiasaan unik dan khas yaitu menyambut tamu di pawon atau dapur. Di ruang dapur mereka memasak menggunakan tungku dari tanah liat dan bahan baku kayu memang sudah mengakar pada masyarakat Tengger
Ketika berada di dapur tamu diajak ngobrol, bercengkrama sambil menghangatkan diri mengingat cuaca kawasan Bromo dingin. Bukan sekedar ngobrol saja kemudian tamu disuguh olahan sayur,ikan dan sajian makanan lain khas Tengger.
Masyarakat Tengger dikenal rendah hati tetap menerima tamu di pawon rumahnya tanpa memandang strata sosial dan agama. Tamu yang datang ke rumah semuanya sama, karena tidak ada perbedaan diantara lainnya tanpa kecuali.
Pawon dalam kalangan masyarakat Tengger berfungsi ganda sebagai dapur, ruang tamu dan ruang keluarga untuk bercengkrama. Tidak lupa kopi dan teh panas tersaji menyambut para tamu yang pastinya di dapur menikmati kopi,ngobrol dan perapian mengusir dingin.
Upacara Entas-entas
Fakta unik suku Tengger di Desa Ngadas Malang yang lain tidak kalah menarik adalah upacara Entas-entas atau Ngaben. Rangkaian upacara ini bertujuan menyucikan roh atau adma bagi orang sudah meninggal dunia.
Atau dengan kata lain memperingati kematian keluarga yang telah tiada agar arwahnya mendapat tempat lebih baik. Biasanya Ngaben digelar pada hari ke-1000 yang pelaksanaannya dengan membawa sesaji cobek, beras, bebek, cepel, kulak dann boneka diberi nama Petra.
Prosesi ritual dalam upacara Entas-entas diawali mensucikan sesajen termasuk bunga dilakukan pemuka adat . Selanjutnya mengisi kulak atau bumbung terbuat dari bambu dengan beras.
Prosesi menarik dalam upacara Entas-entas adalah saat semua keluarga berkumpul di bawah kain putih panjang yang dibentangkan oleh dukun setempat. Inti dari Entas-entas pada dasarnya mengembalikan manusia unsur tanah, kayu,air dan panas.
Saat prosesi berlangsung ada acara adma atau roh yang dientaskan kemudian diwakili orang masih hidup. Syaratnya adalah tidak boleh memakai pakaian untuk perempuan hanya boleh memakai kemben.Alasannya orang meninggal tidak memakai pakaian atau baju apapun
Berikutnya mereka yang mewakilii adma dipayungi dengan memakai kain putih bisa anak-anak, muda maupun dewasa. Adma kemudian diberi mantra oleh dukun selanjutnya semua petra dibawa ke tempat pembakaran untuk dibakar.
Kerukunan
Penduduk Desa Ngadas populasi2.026 jiwa memiliki keyakinan, yakni agama Budha 50%.Kemudian Islam 40% dan sisanya agama Hindu 10%. Rumah ibadah juga terletak berdekatan ada 3 masjid dan 1 vihara dan 1 pura untuk warga menjalankan ibadah masing-masing.
Pluralitas agama di lingkungan Desa Ngadas masih terjaga kelestarian tetap hidup rukun dan harmonis. Mereka dikenal teguh kuat terhadap adat dan tradisi Tengger memberi pengaruh besar pada masyarakat setempat rukun hidup damai meski berbeda keyakinan.
Upacara Karo
Fakta unik suku Tengger di Desa Ngadas Malang penting diketahui adalah upacara Karo. Tradisi Karo digelar pada tanggal 7 hingga 22 bulan Karo yang dimaknai sebagai kalender Saka.
Upacara Karo dirayakan bentuk wujud syukur atas berkah yang diberikan selama setahun kemudian juga perayaan besar suku Tengger. Tidak hanya perayaan besar saja tetapi juga bentuk penghormatan kepada leluhur mereka
Prosesi ritual upacara Karo ditandai berbagai acara mulai dari doa petren,tayuban, tumpeng gede, sesanti kauman,sedekah panggonan dan diakhiri sadaranan dan ritual Ojung.
Rangkaian Karo menarik pada bagian tumpeng gede yang dibuatoleh seluruh penduduk desa terdiri dari buah-buahan kemudian jajanan dan makanan. Setelah tumpeng gede diberi doa,keberkahan oleh dukun selanjutnya tumpeng diperebutkan dan dibagikan kepada penduduk lain kekurangan.
Tumpengan gede tersebut mempunyai makna sedekah membantu orang lain yang tidak mampu.Itulah tadi fakta unik suku Tengger di Desa Ngadas Malang ternyata banyak tradisi unik seperti pawonan, upacara Enten-enten hingga upacara Karo yang sampai sekarang budaya lokal dan pluraritas agama tetap terjaga.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: