Mengenal Suku Punan Batu di Kalimantan Hanya Sisa 103 Orang, Mulai Diakui dan Terancam Punah

Mengenal Suku Punan Batu di Kalimantan Hanya Sisa 103 Orang, Mulai Diakui dan Terancam Punah

Suku Punan Batu./YouTube Ruang Tengah--

TEGAL, radartegal.disway.id - Ternyata pemburu dan peramu terakhir dari Suku Punan Batu di Kalimantan ternyata nyata. Sering sekali beranggapan bahwa para suku ini adalah mitos yang berkembang di masyarakat.

Ternyata Suku Punan Batu yang hidup di hutan Kalimantan ini akan punah. Terlebih hanya tersisa 103 orang saja dalam suku tersebut.

Maka mengenal Suku Punan Batu di Kalimantan bisa menjadi edukasi untuk mempelajari apa saja suku di Indonesia. Termasuk salah satunya yang ada di pedalaman nusantara ini.

Para generasi muda bisa mengenali Suku Punan Batu di Kalimantan yang segera punah ini. Melihat bagaimana mereka tinggal sebelum hanya menjadi kenangan saja.

Suku Punan Batu sempat tinggal di sekitar 800 meter dari Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

BACA JUGA:10 Keunikan Suku Osing di Banyuwangi, Miliki Tradisi Jemur Kasur dan Bersih Desa

Mereka hidup berpindah bahkan tidak diakui oleh negara karena belum tercatat di Komunitas Adat Terpencil (KAT) Kementerian Sosial.

Dalam kehidupan sehari-hari para Suku Punan Batu menelusuri hutan untuk mencari makan, seperti umbi-umbian, binatang, dan madu.

Sayangnya dalam beberapa tahun lalu, mereka kesulitan mencari makan karena aktivitas perkebunan kelapa sawit dan ladang palawija yang mulai menyebar ke hutan.

Terlebih dengan musim buah yang belum tiba membuat para suku Punan Batu kesulitan mencari makanan.

Mereka memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Latala yang diwariskan dari nenek moyang turun temurun.

BACA JUGA:Ternyata Ini Kampung Miliader di Lebak Banten, Terletak di Atas Gunung dengan Bangunan yang Mewah, Dimana?

Kemampuan berburu mereka menjadi persatuan untuk menyelamatkan satu sama lain. Jika ada yang sakit atau membutuhkan makanan, mereka akan membuat tanda untuk membantu.

Bahkan populasi mereka semakin menurun karena keadaan pindah dan kondisi alam yang membuat pencarian makan semakin sulit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: