Hanya Dihuni 1 Keluarga, Kampung Tenggelam di Jawa Tengah Ini Dulunya Daerah yang Subur

Hanya Dihuni 1 Keluarga, Kampung Tenggelam di Jawa Tengah Ini Dulunya Daerah yang Subur

--

TEGAL, radartegal.disway.id - Di Jawa Tengah ada Kampung Tenggelam yang hanya dihuni 1 kepala keluarga. Mereka memilih bertahan, supaya tetap bisa makan meskipun rumahnya berasa seperti lautan.

Kampung Tenggelam ini menjadi unik, karena letaknya yang tidak berada di pelosok ataupun wilayah yang terpencil. Tetapi justru sangat berbeda dengan penampakan lazimnya sebuah wilayah perkampungan warga.

Keberadaan Kampung Tenggelam ini malah lebih tepat menyebutnya sebagai lautan, yang dipenuhi air dan sedikit warganya. Tercatat hanya ada 1 KK yang mendiami kampung di Jawa Tengah ini.

Bukan tanpa alasan sebagian besar warganya meninggalkan tanah nenek moyangnya itu. Karena hampir seluruh permukaan tanah di Kampung Tenggelam ini dikelilingi air laut.

Sejumlah rumah penduduknya bahkan sudah tak tampak lagi, karena tenggelam. Nah, dalam artikel ini akan membahas tentang keberadaan dan keunikan kampungnya.

Sejarah keberadaan Kampung Tenggelam

Menurut penuturan sejumlah warga sekitar, kampun tersebut dulunya dikenal sebagai kampung, yang menjadi salah satu wilayah desa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Bahkan desa itu mempunyai wilayah paling luas.

Tetapi seiring semakin buruknya abrasi di pesisir Demak, membuat sejumlah wilayah desa tersebut terdampak abrasi yang parah. Bahkan kondisinya semakin diperburuk dengan kerap tak menentunya musim baratan.

Bahkan tak sedikit yang menyebut faktor pemanasan global menjadi biang utama desa tersebut menjadi lautan tak berpenghuni. Desa tersebut dulunya merupakan bagian integral Dusun Rejosari Senik Desa Bedono, Demak.

Kampung Tenggelam itu dulunya dihuni lebih dari 300 KK. Hanya saja sejak tahun 2001 lalu, wilayah kampung tersebut mulai ditinggalkan sejumlah warganya.

Penyebabnya karena bencana banjir rob yang sering mendadak menghantam rumah-rumah warga. Sehingga membuat mereka lebih memilih meninggalkan rumah-rumahnya itu.

Sekitar tahun 2006, abrasi air laut kian menjadi-jadi. Jarak antara wilayah perkampungan warga dengan permukaan air laut hanya tersisa puluhan meter.

Bahkan kerap tiba-tiba air Laut Jawa sudah menggenangi pekarangan rumah, yang lambat laun semakin meninggi genangannya hingga mencapai atap-atap tempat tinggal mereka.

Warga pun berbondong-bondong meninggalkan wilayah mereka. Padahal sebelum abrasi mengikis wilayah perkampungan dan menjadikannya Kampung Tenggelam, wilayah ini terkenal subur.

Sumber: