Detik-detik Pergantian Tahun Baru Jawa Diwarnai dengan Pelepasan Burung dan Ikan di Sungai Gung

Detik-detik Pergantian Tahun Baru Jawa Diwarnai dengan Pelepasan Burung dan Ikan di Sungai Gung

LEPAS BURUNG- Detik-detik pelepasan burung saat pergantian Tahun Baru Pranata Mangsa 1 Kasa 2934 Jawa, di Padepokan Wiragati Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. -YERI NOVELI/RADAR SLAWI-

PANGKAH, RADARTEGAL.DISWAY.ID - Detik-detik pergantian Tahun Baru Pranata Mangsa 1 Kasa 2934 Jawa, diwarnai dengan pelepasan sejumlah burung dan benih lele di aliran Sungai Gung, Kamis, 22 Juni 2023.

Pergantian tahun baru ini dipusatkan di Padepokan Wiragati Desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.

Acara diawali dengan mengambil air di 8 tuk atau mata air di Slumpring Desa Cempaka Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, Rabu, 21 Juni 2023. Lalu dilanjutkan dengan Wilujengan Abiseka Gadjah Mada sekitar pukul 11.00 WIB.

Acara dipimpin oleh Resi Palon Romo Prof Dr Purwo Susongko didampingi Ketua Umum Kejawen Maneges KRT Rosa Mulya Aji.

Acara dilanjutkan menuju Pasitran Wiragati di Desa Pener dan menuju kabuyutan Candi Sigerit Wiragati. Kemudian pada pukul 17.30 WIB, para penghayat melaksanakan Samadi Pergantian Tahun Baru.

Detik-detik pergantian tahun terjadi pada pukul 18.00 WIB hingga 19.00 WIB. Menurut Purwo Susongko, perayaan Tahun Baru Jawa sebenarya adalah napak tilas untuk mengingat perjuangan Wiragati.

''Beliau adalah guru spiritual Kerajaan Majapahit yang menggunakan agama jawa purwa,'' kata Purwo Susongko.

BACA JUGA:Peringati Tahun Baru Pranata Mangsa 1 Kasa 2934 Jawa, Penghayat Maneges Kabupaten Tegal Siapkan Ini

Dia menjelaskan, selama ini orang atau sejarawan mengatakan agama yang ada adalah Shiwa-Buddha. Mereka lupa ada agama Jawa Dwipa sebelum ada sesembahan lain, yang orang barat menyebut aninimisme dan dinamisme.

"Orang Kejawen Maneges tidak percaya kalau leluhur kami tidak menganut kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa. Ini juga sekaligus menjadi pengetan dari geger Majapahit, KRT Wiragati lari ke barat mendirikan padepokan Candi Sigerit yang merupakan kabuyutan,'' kata Purwo.

Di Candi Sigerit ini, lanjut Purwo, KRT Wiragati membangun masyarakat yang memahami darma yang kemudian ada desa yang dinamakan Dermasuci.

''Karena terdesak, KRT Wiragati lari ke Bumijawa yang terpusat di Desa Cempaka. Karena itu, untuk sesuci kami mengambil 8 air dari tuk untuk sesuci saat peringatan Tahun Baru Jawa,'' paparnya.

Purwo juga menyampaikan, ajaran dasar Kejawen Maneges menganut tiga hal yakni dana, sila dan samadi. Dana adalah membantu orang yang sakit dan melepas penderitaan makhluk hidup lain. Dan Sila itu melaksanakan delapan ajaran Kejawen Maneges.

"Kemudian samadi adalah menyucikan pikiran atau dalam artian harus berpikir bersih,'' tutupnya. ***

Sumber: