Miris! Kesulitan Air, Petani Bawang Merah di Brebes Sampai Sedot Air Comberan

Miris! Kesulitan Air, Petani Bawang Merah di Brebes Sampai Sedot Air Comberan

AIR COMBERAN - Karena kesulitan air, petani bawang merah terpaksa menyedot air comberan untuk mengairi sawahnya.-Dedi Sulastro/Radar Tegal Group-

BREBES, RADARTEGAL.DISWAY.ID- Musim kemarau panjang yang melanda wilayah Brebes mulai memukul sektor pertanian. Bahkan, karena kesulitan air, sejumlah petani bawang merah terpaksa menyedot air comberan.

Hal itu terpaksa dilakukan karena petani membutuhkan air untuk tanaman bawang merahnya. Air limbah perumahan atau air comberan itu mereka gunakan untuk mengairi sawahnya.

Tidak hanya itu, sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Brebes juga terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan dalam menanam bawang merah. Pasalnya, mereka terpaksa membeli bahan bakar mesin pompa untuk memompa air.

Selain menyedot air comberan, beberapa petani bawang merah juga terpaksa menyedot air di sumur bor yang dibuat oleh petani. Sayangnya, untuk melakukan hal itu, mereka harus mengeluarkan ongkos tambahan. 

Para petani bawang merah harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) untuk memompa. Biaya yang mereka keluarkan mencapai Rp30 ribu dalam sekali pompa.

BACA JUGA:Sebut Produktivitas Bawang Merah Turun, Ganjar Ajak Petani Pulihkan Lahan Pertanian

Padahal, untuk satu kali tanam hingga panen, paling tidak mereka harus 10 kali memompa air comberan. Bahkan, ada juga yang lebih dari 10 kali memompa di sumur bor.

Petani menyedot air comberan dengan menggunakan pompa air di saluran irigasi. Mereka harus mengeluarkan biaya untuk membeli 3 liter BBM per hari untuk menyedot air itu. 

Sehingga, pada masa tanam ini petani mengaku untung tipis.

“Kesulitan air ini sudah hampir sebulan terakhir. Semua petani di wilayah perkotaan Brebes ini pakai air comberan. Padahal, periode tanam bulan Mei-Juni ini berpotensi menghasilkan hasil panen yang bagus,” kata petani bawang merah di Kelurahan Pasarbatang Brebes, Agni, 24 tahun.

Alasan menggunakan air comberan untuk mengaliri sawah lantaran air di irigsi sudah mengering. Padahal, para petani mengakui bahwa penggunaan air comberan tidak baik untuk tanaman. 

Saat panen, ukuran bawang merah bakal lebih kecil dan rawan terserang penyakit. Ditambah lagi biaya produksi yang makin membengkak.

“Dampak ke tanaman jelas kurang sehat dan pertumbuhannya agak kerdil. Ada biaya tambahan untuk pengobatan karena menggunakan air comberan. Sekali memompa air comberan ini paling tidak selama 12 jam. Sekali pompa itu, untuk bensin sekitar Rp30 ribu dan minimal ambil air comberan ini tiga hari sekali,” ungkap dia.

BACA JUGA:Petani Sayur Brebes Mulai Kesulitan Air, Produktivitas Terancam

Sumber: