Luar Biasa! Guru Ngaji di Kabupaten Tegal Dapat Insentif Rp1,7 Juta Per Orang

Luar Biasa! Guru Ngaji di Kabupaten Tegal Dapat Insentif Rp1,7 Juta Per Orang

Bupati Tegal Umi Azizah saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Penyaluran Dana Hibah Insentif Pengajar Keagamaan Islam Tahun Anggaran 2022 di Hotel Ashafana Guci.-Yeri Noveli-

BOJONG, RADARTEGAL.COM - Kesejahteraan guru ngaji di Kabupaten Tegal kian diperhatikan oleh pemerintah daerah.

Sebanyak 9.295 guru taman pendidikan Alquran (TPQ) dan guru madrasah diniyah takmiliyah (MDT) di Kabupaten Tegal akan menerima dana hibah insentif untuk pengajar pendidikan keagamaan Islam senilai total Rp15,8 miliar.

Dari jumlah tersebut, masing-masing guru ngaji akan menerima insentif Rp1,7 juta. Hal ini mengemuka dalam Rapat Koordinasi Penyaluran Dana Hibah Insentif Pengajar Keagamaan Islam Tahun Anggaran 2022 di Hotel Ashafana Guci.

Adapun penyaluran dana hibah dari APBD Kabupaten Tegal Tahun Anggaran 2022 ini dilakukan melalui transfer bank ke rekening Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tegal.

BACA JUGA:Mayat Perempuan Misterius di Sungai Kemiri Tegal Berbaju Coklat Muda, Berusia 45 Tahun, Tingginya 155 Cm

Selanjutnya dari Kemenag ke bank penyalur yang akan mendistribusikan pencairannya ke guru penerima hibah insentif.

Bupati Tegal Umi Azizah mengapresiasi tim verifikasi dan validasi yang sudah bekerja mendata calon penerima hibah. 

Menurutnya verifikasi ini penting agar pemberi hibah maupun penerimanya tidak tersangkut permasalahan hukum akibat kesalahan administrasi ataupun ketidaktepatan sasaran.

“Untuk itu saya minta agar penyaluran hibah ini transparan, terbuka dan akuntabel. Tidak boleh ada pemotongan ataupun penyelewengan di dalamnya," tegas Umi.

BACA JUGA:Mayat Perempuan Misterius Ditemukan Mengambang di Sungai Kemiri Tegal

"Karena kita ingin hibah insentif untuk guru ngaji ini bisa diterima penuh, diterima utuh sehingga bisa membantu meningkatkan kesejahteraannya,” tambahnya.

Menurut Umi, guru TPQ dan MDT memiliki peran sebagai penjaga nilai dan ujung tombak keberhasilan pendidikan keagamaan. Selain itu, mereka juga dituntut kepekaannya dalam mengantisipasi perubahan zaman yang semakin cepat.

Terlebih di era society 5.0 ini, banyak anak-anak remaja yang sudah menggunakan gawai pintarnya yang terkoneksi ke jaringan internet sebagai sarana komunikasi, hiburan dan informasi.

Selain bisa mengakibatkan kecanduan, tanpa pengawasan yang baik dari orang tua dan guru, menjadikan anak-anak rentan terpapar informasi ataupun hal lain yang tidak sesuai dengan usianya.

Sumber: